Ganjar: Petani Milenial di Jateng Adaptasi Konsep Smart Farming, Digitalisasi, dan IoT

Minggu, 09 Oktober 2022 – 03:56 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menghadiri kegiatan Petani Muda Keren di Desa Gobleg, Banjar, Buleleng, Bali, Sabtu (8/10). Foto dok tim Ganjar

jpnn.com, BALI - Petani milenial di Jateng banyak mengadaptasi konsep smart farming, digitalisasi, dan Internet of Things (IoT).

Bahkan, tidak sedikit di antara anak-anak muda tersebut berinvestasi di bidang ini.

BACA JUGA: Ratusan Mak-mak di Tasikmalaya Dukung Ganjar jadi Presiden 2024

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo  mengatakan, salah satu penerapan konsep modern itu dilakukan oleh anak muda di Kabupaten Kudus, Jateng.

Ganjar menjelaskan, anak muda tersebut mengadaptasi konsep itu lewat model pertanian greenhouse.

BACA JUGA: BRI dan Dewan Pers Gelar Pelatihan Jurnalistik Perbankan

"Banyak ya, kelompok-kelompok tani, anak-anak muda, mereka membuat semacam ini (smart farming, digitalisasi, dan IoT), bahkan sudah ada yang investasi yang cukup tinggi," kata Ganjar saat menghadiri kegiatan Petani Muda Keren di Desa Gobleg, Banjar, Buleleng, Bali, Sabtu (8/10).

Adapun pertanian di dalam greenhouse adalah sistem produksi tani yang menggabungkan pemanfaatan perlindungan tanaman dari intensitas hujan, sinar matahari, dan iklim mikro.

BACA JUGA: PPP Sumut Mantap Usung Ganjar Pranowo jadi Presiden 2024

Greenhouse mengoptimalkan pemeliharaan tanaman, pemupukan, dan irigasi mikro, sehingga mampu meningkatkan produksi pertanian.

"Mulai dari irigasi, pemupukan, pengobatan, dan sebagainya dalam green house dan itu dikendalikan betul-betul semuanya dengan komputer. Tentu itu investasi yang cukup mahal," kata Ganjar.

Selain di Kabupaten Kudus, Ganjar menyebut ada banyak pentani milenial di Jateng yang menjadi 'champion' untuk komoditas-komoditas tertentu. Semisal cabai, sayuran, dan sejumlah produk pertanian lainnya.

Oleh sebab itu, Ganjar pun membuka ruang sharing antara petani milenial di Jateng dan pegiat pertanian di seluruh Indonesia.

Sehingga, kata Ganjar, learning proses adaptasi konsep smart farming, digitalisasi, dan IoT dapat berjalan merata.

"Kami bisa bertukar pengalaman, dari pengalaman mereka yang dimiliki di daerah ini, sehingga saling belajar lah. Jadi learning prosesnya ini bisa makin menyempurnakan, sangat bisa saling bertukar, sharing," katanya.

Pria 53 tahun ini berharap, ke depannya semakin banyak anak muda yang mau terjun dan memajukan dunia pertanian.

Dengan begitu, Ganjar menyebut politik pangan Indonesia akan lebih menjanjikan.

"Kalau saya melihat situasi seperti ini politik pangan kita ke depan sangat menjanjikan karena anak-anak mudanya mau bertani. Mereka tidak takut kotor katanya, tidak takut basah, dan mereka pejuang yang hebat," sebut Ganjar.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler