jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan keterbukaan informasi publik di Jawa Tengah saat ini sudah lebih baik dari sisi institusi, individu, maupun partisipasi masyarakat.
Itu adalah bentuk kesungguhan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk memberikan akses informasi kepada masyarakat dengan baik.
BACA JUGA: Ratusan Pekerja Migran Indonesia Curhat pada Pak Ganjar, Paling Banyak Soal Ini
"Kalau kita ingin publik bisa mengakses informasi, ini sudah saatnya. Jadi yang bisa dibuka jangan ditutup-tutupi. Berikan informasi yang baik dan benar agar masyarakat bisa mengakses," kata Ganjar saat ditemui usai memberikan paparan inovasi dan kolaborasi keterbukaan informasi publik kepada tim penilai dari Komisi Informasi Pusat, Senin (11/10).
Akses informasi tersebut bisa berupa informasi vaksin, bantuan sosial, kesehatan, akses pendidikan, dan lainnya. Ganjar secara tegas meminta kepada seluruh BUMD untuk membuka informasi dengan baik.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno Berdua Seharian, InI yang Dibahas
"Agar publik tahu bahwa BUMD-nya sudah transparan. Seandainya publik butuh bantuan terkait institusi itu bisa mendapatkan dengan mudah," katanya.
Adapun paparan tersebut, Ganjar menjelaskan beberapa inovasi dan kolaborasi keterbukaan publik dalam melakukan pelayanan publik.
BACA JUGA: Pak Ganjar Mencarikan Jodoh untuk Mas Indra, Ada yang Tertarik?
Di antaranya mengenai inovasi tentang pembuatan sentra vaksin dan call center untuk memudahkan akses masyarakat untuk mendapatkan informasi dna pelayanan.
Selanjutnya ada aplikasi Sibina Cantik Bingit yang merupakan inovasi dari RS Margono Soekarjo Purwokerto.
Selain untuk pelayanan dan manajemen kesehatan, melalui inovasi itu juga menghasilkan kolaborasi dengan BPJS Kesehatan untuk mengakomodir vaksinasi lansia.
Berikutnya inovasi dan kolaborasi terkait Satgas Oksigen yang dibuat untuk menanggulangi kesulitan oksigen pada saat pandemi Covid-19.
Selain itu juga ada Si Pelem Keprok, sistem informasi pelayanan kehumasan dan keprotokolan sehingga masyarakat bisa mengetahui kegiatan dan jumlah kunjungan di daerah tertentu dari gubernur, wakil gubernur, dan sekretaris daerah.
Ganjar juga menjelaskan mengenai inovasi Rembug Desa yang dilakukan selama ini. Menurutnya, Rembug Desa menjadi ruang untuk bertemu dan menggali informasi langsung sampai tingkat desa.
Selama pandemi ini beberapa kali Rembug Désa dilakukan secara daring.
"Kami hanya ingin ada kesungguhan, informasi itu yang kami inginkan agar bisa diakses publik satu per satu. Tidak hanya dinas tetapi juga personilnya. Banyak cara mempublikasikan sekaligus mengedukasi, termasuk aktif menggunakan media sosial untuk sosialisasi dan memberikan informasi," kata Ganjar. (flo/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Natalia