jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggelontorkan anggaran lebih dari Rp 360 miliar untuk merevitalisasi puluhan pasar rakyat di Jawa Tengah sejak memimpin pada 2013 lalu.
Program ini sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo melalui program revitalisasi 5.000 pasar tradisional.
BACA JUGA: Warga Brebes Bersyukur Akses Jalan Sudah Mulus Berkat Pak Ganjar
Plt. Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, Mochmad Santoso mengatakan sejak menjabat gubernur, Ganjar sering mengunjungi pasar.
"Untuk melihat kondisi secara langsung baik itu fisik, pedagang, penataannya sampai dengan permodalannya. Itu disoroti sama beliau terus menerus," ujar Santoso ditemui di kantornya.
Santoso mengatakan, Ganjar Pranowo menyadari keberadaan pasar penting bagi pertumbuhan ekonomi.
Khususnya di daerah karena di pasar terjadi banyak transaksi yang dilakukan masyarakat.
BACA JUGA: Heboh Isu Presiden Jokowi Jadi Ketua Umum PDIP di 2024, Ganjar Pranowo Bilang Begini
Dalam tiap kunjungan ke pasar, kata Santoso, banyak persoalan yang ditemukan Ganjar.
Mulai pungutan liar hingga persoalan kondisi fisik bangunan pasar yang memprihatinkan.
"Contoh waktu kunjungan pasar di Brebes. Waktu ke bagian belakang bangunan ternyata ada yang atapnya berlubang. Itu beliau minta segera diperbaiki dan ternyata bisa langsung diperbaiki besoknya kita cek," kata Santoso.
Berdasarkan data Disperindag dan BPKAD Provinsi Jateng, total anggaran yang digelontorkan untuk revitalisasi pasar mencapai Rp 360.607.529.478 miliar bersumber dari APBD.
Jumlahnya saat ini 79 pasar yang dibantu. Ada juga pasar yang beberapa kali mendapat bantuan.
"Ini bentuk kepedulian pak gubernur kepada pasar rakyat yang merupakan sarana perdagangan untuk masyarakat. Dia (masyarakat) bisa berusaha di sini, banyak transaksi dan perlu secara fisik dilakukan perbaikan terus menerus, dengan itu harapannya masyarakat beli ke sana," ujar Santoso.
Santoso menyebut revitalisasi pasar rakyat ini kerja gotong royong. Masih banyak pasar tradisional terutama di tingkat desa yang perlu diperbaiki . Oleh karena itu, kata Santoso, Gubernur Ganjar juga menginstruksi pemda agar lebih memperhatikan pasar.
"Bapak Gubernur juga instruksi ke bupati wali kota untuk melakukan perbaikan," ucapnya.
Revitalisasi pasar di Jateng tak terbatas dari anggaran daerah saja. Santoso mengatakan Ganjar punya peran penting mengupayakan banyak pasar mendapat bantuan dari pusat.
Perbaikan Pasar Johar Semarang, Pasar Legi dan Pasar Klewer Surakarta juga tak lepas dari peran Ganjar.
Menurut Santoso, gubernur punya peran mengusulkan ke pusat agar pasar-pasar besar tersebut mendapat bantuan.
"Pak Gubernur juga menekankan integritas harus terjadi di pasar," kata Santoso.
Integritas ini terkait dengan praktik pungutan liar. Santoso mengatakan pungli sering dialami pedagang saat pemindahan kembali ke bangunan pasar usai revitalisasi.
"Itu beliau marah. Itu ditekankan intinya, pasar setelah direnovasi ya pedagang lama harus masuk dan tentunya tidak harus membayar," kata Santoso mengulang perkataan Ganjar.
Santoso menjelaskan, sebuah pasar bisa mendapat bantuan perlu memenuhi sejumlah indikator. Pertama, pasar tersebut belum mendapat bantuan dari Kementerian Perdagangan.
"Kedua, melihat urgensi. Contohnya banyak pasar yang memang perlu bantuan sudah diusulkan ke pusat tapi belum dapat bantuan. Ketiga pasar itu usulan dari kabupaten kota," kata Santoso.
Santoso menambahkan Ganjar tak menargetkan secara khusus terkait revitalisasi pasar ini.
Program ini dilakukan Ganjar sebagai bentuk kontribusi dari Jawa Tengah untuk Indonesia.
"Ya sebenarnya targetnya (mengikuti) target presiden. Itu yang kita kerjakan bareng-bareng. Kalau bisa ya semaksimal mungkin," pungkasnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi