jpnn.com - BANDUNG - Bakal calon presiden Ganjar Pranowo punya andil dalam penghapusan diskriminasi terhadap warga minoritas atau keturunan Tionghoa.
Sewaktu menjabat anggota DPR RI, Ganjar ikut membidani lahirnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan.
BACA JUGA: Hasto Beri Info soal Pengumuman Cawapres Pendamping Ganjar & Pendaftaran ke KPU
Saat itu aturan kewarganegaraan masih mendiskriminasi warga minoritas. UU Nomor 62 Tahun 1958 membedakan warga negara Indonesia dan keturunan.
Ganjar bersama anggota DPR saat itu menyerap kegelisahan itu dan mencetuskan gagasan lahirnya UU tentang Kewarganegaraan.
BACA JUGA: Elite Parpol Pendukung Ganjar Rapat Bareng TPN, Bahas Persiapan Pendaftaran ke KPU
Munculnya undang-undang itu disambut banyak pihak dengan sukacita, sebab UU itu mengusung prinsip kesetaraan, tidak ada diskriminatif, menjunjung tinggi HAM, kesetaraan gender, dan hak-hak yang sama antara laki-laki dan perempuan.
Tidak ada lagi pemisahan WNI dan keturunan, yang ada hanya WNI dan WNA.
BACA JUGA: Ganjar Lamar 4 Mahasiswa Unpar Ini Jadi Timsesnya
UU tersebut juga menguatkan status anak pada tiga kelompok rentan, yakni:
- Anak dari perkawinan campur sah orang tua asing dan Indonesia
- Anak di luar perkawinan sah orang tua asing dan Indonesia
- Serta pengukuhan status WNI anak yang lahir di Indonesia, walaupun status orang tuanya tidak diketahui atau meninggal
"UU ini menguatkan bahwa anak dengan status rentan misalnya tiga contoh itu akan diakui, dilindungi, dan diperlakukan sebagai WNI," kata Ganjar.
Cerita kelahiran UU Kewarganegaraan itu disampaikan Ganjar pada Kuliah Umum Peran Pemuda dalam Masa Depan Politik Indonesia di Universitas Katolik Parahyangan Bandung, Rabu (11/10).
Ganjar menceritakannya sebagai contoh bagaimana anak muda bisa terlibat dalam sistem untuk mengubah kondisi sosial masyarakat menjadi lebih baik.
"Ada dua cara terlibat, di dalam sistem seperti saya dengan masuk DPR dan menghasilkan undang-undang tersebut atau di luar sistem dengan menjadi pengawas pemerintah," katanya.
Menurut Ganjar keduanya sama bagus dengan syarat harus dijalankan dengan sungguh-sungguh, berkomitmen kepada bangsa dan negara serta integritas dan keberpihakan kepada kepentingan rakyat.
Kuliah umum dihadiri lebih dari seribu mahasiswa, yang antusias menyimak pemaparan gagasan Ganjar selama hampir dua jam.
Panitia kuliah umum itu konon mengundang tiga bakal calon presiden, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Namun, hanya Ganjar yang memenuhi undangan tersebut. (*/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan