Ganjar Tidak Diundang Saat Acara Pengarahan Kader PDIP Menuju Pemilu 2024, Begini Analisis Khoirul Umam

Senin, 24 Mei 2021 – 13:50 WIB
Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) A Khoirul Umam. Foto: Dokumentasi pribadi for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) A Khoirul Umam mengkritisi langkah DPD PDIP Jawa Tengah yang tidak mengundang Ganjar Prabowo selaku kader PDIP sekaligus Gubernur Jawa Tengah pada acara pengarahan penguatan soliditas partai menuju Pemilu 2024.

“Tidak diundangnya Ganjar Pranowo dalam acara besar PDIP di Jawa Tengah, menegaskan adanya kompetisi dan faksionalisme kuat di tubuh PDIP,” ujar Khoirul Umam di Jakarta, Senin (24/5).

BACA JUGA: Peluang jadi Capres dari PDIP Pupus, Ganjar Disarankan Tancap Gas agar Dipinang Partai Lain

Menurut Umam sapaan Khoirul Umam, elektabilitas tinggi Ganjar tidak menjamin dirinya akan mendapatkan restu dari PDIP.

Umam menilai sikap politik Ketua DPP Puan Maharani dan Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto mengindikasikan bahwa restu politik PDIP di 2024 tidak akan diberikan kepada mereka yang berasal dari luar trah Soekarno.

BACA JUGA: PDIP Sedang Meradang, Pak Ganjar Tetap Santai

“Tentu sikap Puan tidak lepas dari hasil perhitungan politik hasil pengamatan dan observasi panjang yang ia lakukan pada pola kepemimpinan dan pendekatan politik Ganjar,” ujar Umam.

Namun, dalam konteks ini, menurut Umam, jika Ganjar masih ingin tetap mendapatkan restu PDIP, maka ia harus melakukan tiga hal.

BACA JUGA: Konon Saat Ini PDIP sedang Menegur Ganjar Pranowo

Pertama, Ganjar harus bisa membangun kepercayaan kepada para faksi-faksi elite PDIP bahwa dirinya akan tetap berada dalam kontrol politik elite PDIP, sebagai petugas partai, bukan sekadar pemain solo yang berlabel PDIP.

Kedua, Ganjar harus benar-benar mampu memastikan namanya bersih dari kasus lama yang sering dikaitkan dengan dirinya, utamanya kasus korupsi e-KTP.

Ketiga, Ganjar harus mampu menciptakan momentum politik seperti yang dilakukan Jokowi pada awal 2013 lalu.

Menurut Umam, Ganjar harus mampu menjelaskan kepada masyarakat akar rumput di level nasional tentang justifikasi mengapa dirinya layak, perlu dan relevan untuk dipilih menggantikan Jokowi di 2024 mendatang.

“Jika tiga hal itu tidak mampu dilakukan Ganjar, maka ia berpotensi masuk daftar nama-nama besar yang selama proses jelang kompetisi, telanjur layu sebelum berkembang,” ujar Umam.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler