Ganjil Genap Diprediksi Malah Naikkan Kemacetan 20 Persen

Kamis, 28 Juli 2016 – 23:11 WIB
Kemacetan di Jakarta. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Sistem ganjil-genap sudah diterapkan untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai,  sistem ini malah akan memicu kemacetan yang lebih parah di jalur-jalur alternatif. 

Bahkan, tingkat kemacetan diprediksi semakin tinggi hingga 20 persen. Waktu tempuh perjalanan pun diprediksi hingga 30persen lebih lama. 

BACA JUGA: TemanAhok Melunak, Pengamat: Tidak Ada Makan Siang Gratis

”Jika pertanyaannya, apakah ini akan menyelesaikan atau mengurangi kemacetan lalin (lalu lintas) di wilayah DKI Jakarta, saya meragukan tercapainya tujuan itu,” terang Ketua MTI Danang Parikesit. 

Sistem ini, kata Danang, tidak mendorong perubahan perilaku pengendara pribadi ke penggunaan angkutan umum. Tetapi hanya mengubah kebiasaan rute perjalanan. Wilayah ganjil-genap bisa lebih lancar asalkan tidak adanya pemalsuan pelat nomor yang akan sulit ditangani polisi. 

BACA JUGA: Tak Kaget Ahok Pilih Parpol, Desmond: Dia Pecundang

Namun, tak menutup kemungkinan para pemilik kendaraan pribadi itu memiliki ancang-ancang memalsukan pelat nomornya.

Secara konsep, sistem 3 in 1 sejatinya lebih maju dibandingkan sistem ganjil-genap. Karena, mendorong penggunaan high occupancy vehicle. 

BACA JUGA: Menarik Nih! Bukan Hanya Gerindra yang Incar Buwas

Kegagalan kebijakan itu lebih karena tidak adanya kebijakan komplementer yang mendorong adanya alternatif angkutan umum.  Selain itu, kurangnya antisipasi serta tidak segera ditanganinya masalah sosial saat kebijakan ini dilaksanakan. 

Sementara itu pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instrans) Izzul Waro juga menilai uji coba sistem ganjil-genap tidak akan efektif.

Apalagi tindakannya dengan sistem sampling. Dengan sistem sampling tersebut, pengendara pribadi masih banyak yang akan lolos dalam penindakan. 

Senada dengan Danang, menurut Izzul, bus Transjakarta belum mampu meningkatkan pelayanan primanya. 

Sterilisasi busway masih belum bisa diatasi. Dalam hal ini, petugas harus ditambah dan terus konsisten di persimpangan jalur bus Transjakarta. 

"Persimpangan kan tidak ada jalur khusus. Kembali ke komitmen pihak kepolisian mensterilkan. Semakin sering melakukan haknya diskresi, tidak akan mungkin meningkatkan layanan Transjakarta," tandasnya. (wok/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... WNA Bikin Resah, Imigrasi Gelar Operasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler