"Bisa saja seperti itu, meski tidak semua orang mampu. Tapi sebagian mungkin akan memilih beli kendaraan lagi," kata pengamat transportasi dari Universitas Indonesia (UI), Ellen Tangkudung saat dihubungi, Senin (17/12).
Menurut Ellen, pemerintah harus memastikan mobilitas warga tidak akan terganggu sebelum menerapkan pembatasan kendaraan tersebut. Apabila mobilitas terganggu maka dapat dipastikan warga akan lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi.
Karenanya, ia menekankan pentingnya pembenahan sarana transportasi umum. Tanpa sarana transportasi umum yang memadai dan berkualitas, kebijakan ganjil genap justru dapat memperburuk keadaan.
"Karena itu yang jadi sorotan harusnya adalah kebijakan transportasi umumnya," ujar Ellen.
Ellen menambahkan, program pembenahan transportasi yang selama ini di gembar-gemborkan Gubernur Jokowi sebenarnya sudah cukup baik. Ia meminta Jokowi untuk segera merealisasikannya.
"Buktikan dulu, karena pemerintahan sebelumnya juga banyak berwacana. Tapi mana buktinya?," pungkas Ellen. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bandara Soetta Sudah Normal, Tak ada Pergeseran Jadwal
Redaktur : Tim Redaksi