jpnn.com, JAKARTA - Perkumpulan Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI) mengajak pemerintah agar bersatu bersama pabrikan rokok untuk mempertahankan kelangsungan lapangan kerja di sektor industri hasil tembakau (IHT).
Pasalnya, tren penurunan produksi hasil tembakau diprediksi akan terjadi antara Februari–Mei 2021 (Semester I).
BACA JUGA: Rokok Murah Marak, Kualitas SDM di Indonesia Terancam
"Produksi IHT di Februari 2021 tercatat turun signifikan sebesar minus 61,7 persen atau turun 21,4 miliar batang dari Januari 2021. Produksi pada Februari 2021 ini hanya mencapai 13,8 miliar batang, sedangkan Februari 2020 mencapai 14,7 miliar batang dan Februari 2019 mencapai 27,8 miliar batang," beber Henry Najoan, Rabu (24/3).
Merujuk data resmi Perkumpulan GAPPRI, penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) Januari ke Februari 2021, pada golongan Sigaret Kretek Mesin (SKM) anjlok 70 persen atau turun dari Rp 19,0 T Januari 2021 ke Rp5,7 T Februari 2021.
BACA JUGA: Baim Wong: Pusing Saya, Istri Lagi Hamil dan Ternyata Paula Sudah Kena Covid-19
"Jadi turun sebanyak Rp13,3 triliun dalam sebulan," ujar Henry Najoan.
Henry menambahkan pada 2020, pemerintah menaikan cukai hasil tembakau sebesar 23% dan Harga Jual Eceran (HJE) 35%. Kemudian ada wabah pandemi virus Covid-19.
BACA JUGA: Besok, Jokowi Bakal jadi Pembicara Webinar Temu Nasional Relawan
Pada 2021, IHT belum sempat melakukan recovery, pemerintah justru menaikan cukai hasil tembakau sebesar 12,5%.
Kondisi hujan disertai banjir besar di beberapa daerah sentra pertanian yang terjadi awal 2021 juga memengaruhi tren penurunan daya beli masyarakat.
Selain juga kebutuhan masyarakat persiapan memasuki bulan Ramadan, lebaran, dan jelang penerimaan siswa baru Juli mendatang.
“Kami memprediksi tren penurunan pada tahun 2021 akan berlanjut sampai akhir Semester I. Kondisi demikian akan semakin memperparah kondisi industri hasil tembakau nasional sehingga akan berpengaruh pada penerimaan negara,” kata Henry Najoan.
Oleh karena itu, Perkumpulan GAPPRI berharap Presiden Jokowi secara bijak akan mempertimbangkan kondisi yang dialami industri hasil tembakau nasional.
Henry menegaskan, Perkumpulan GAPPRI yang mengayomi ratusan perusahaan rokok legal terus berkomitmen menjaga kepatuhan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan membantu memberikan edukasi masyarakat terkait peredaran rokok ilegal.
"Kami mendukung upaya Bea Cukai dan aparat penegak hukum lainnya untuk memberantas rokok ilegal yang merugikan penerimaan negara," tukas Henry.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy