jpnn.com - PANGKALAN BUN – Lahan pertanian di Sungai Lingis dan Sungai Lanan, daerah Sungai Arut, Kotawaringin Barat (Kobar), rusak parah. Kerusakan tersebut akibat adanya aktivitas alat berat milik Kelompok Tani Tatas Sejahtera.
Sebelumnya, Kelompok Tani Tatas Sejahtera diprotes oleh ratusan masyarakat Kelurahan Raja Seberang. Masyarakat menolak keberadaan Kelompok Tani Tatas Sejahtera di wilayah administratif Raja Seberang.
BACA JUGA: Mutasi Dianulir BKN, 49 Pejabat Tunggu Kembali ke Jabatan Semula
Abdul Rohim adalah salah satu warga yang terkena dampak dari aktivitas alat berat tersebut. Tanaman di kawasan pertaniannya rusak parah akibat. Kondisi lahan tersebut sudah menjadi tidak beraturan. Tanaman padi, singkong, dan pisang hancur berantakan berubah menjadi kubangan air.
“Saya merasa keberatan adanya aktivitas alat berat, tanaman saya menjadi rusak, air luapan dari sungai masuk hingga ke dalam. Tanah saya 2,5 hektare yang sudah digarap bertahun-tahun, terancam hilang,” papar Abdul pada Radar Sampit (JPNN Group), Sabtu (25/4).
BACA JUGA: Nyetir Sambil Angkat Telepon, Jeep Metador Hancur Tabrak Tiang Listrik
Di lokasi yang sama, Syamsuri, Ketua Kelompok Tani Amanah Abah, mengatakan, pembabatan hutan di lokasi tersebut sudah ditinjau oleh Dinas Kehutanan (Dishut) Kobar. Pihak dishut mengatakan, pembabatan hutan dan pertanian sudah menyalahi aturan. Kawasan hutan di tepi sungai seharusnya tidak boleh habis, hutan tepi sungai merupakan penyangga di Sungai Arut.
“Masyarakat kami ratusan yang tidak mempunyai lahan, sementara mereka seenaknya saja melakukan aktivitas demi kepentingan mereka,” tegas Syamsuri. (rm-70/yit)
BACA JUGA: Kapal Angkut Sembako dan Pupuk Terbakar, lalu Tenggelam
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menguat, Aspirasi Pembentukan Kabupaten Barus Raya
Redaktur : Tim Redaksi