jpnn.com, SERUYAN - Program BBM Satu Harga membuat masyarakat Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, memiliki kemampuan menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi.
Pasalnya, kehadiran program itu membuat harga kebutuhan di Kabupaten Seruyan menurun.
BACA JUGA: BBM Satu Harga Ringankan Beban Masyarakat di Wilayah 3T
Masyarakat pun bisa menabung untuk membiayai kebutuhan lain, termasuk pendidikan anak.
Anggota Komisi B DPRD Kalimantan Tengah HM Asera mengatakan, banyaknya warga yang menyekolahkan anak hingga bangku perguruan tinggi merupakan dampak sangat positif dari BBM Satu Harga.
BACA JUGA: Pertamina Akan Tambah BBM Satu Harga di Sulawesi
“Program ini memang diidam-idamkan masyarakat sejak dulu. Tidak hanya di Kalimantan Tengah, tetapi juga daerah terpencil lain di Indonesia. Misalnya, Papua, Maluku Utara, Maluku, dan sebagainya,” kata HM Asera, Jumat (8/2).
BACA JUGA: Beri Dampak Positif, BBM Satu Harga Harus Berlanjut
BACA JUGA: BBM Satu Harga Bikin Natuna Lepas dari Status Daerah Termahal
Menurut Asera, fenomena itu sangat bagus bagi Seruyan. Sebab, para lulusan perguruan tinggi bisa bekerja sebagai karyawan kelas satu di berbagai perusahaan perkebunan kelapa sawit di Seruyan.
Status sebagai karyawan kelas satu juga membuat warga semakin dihargai. Selama ini mayoritas warga Seruyan bekerja sebagai tenaga kasar.
Asera mengatakan, hal itu semakin menciptakan hubungan yang kondusif antara perusahaan dan masyarakat.
“BBM Satu Harga memang memiliki dampak positif ke berbagai sektor. Tidak hanya ekonomi, kesehatan, dan pendidikan, tetapi juga sosial,” kata Asera.
Tokoh masyarakat Desa Telaga Pulang, Kecamatan Danau Sembuluh,
Rusmanto mengakui BBM Satu Harga memiliki dampak besar terhadap berbagai sektor, terutama pendidikan.
Sebelum ada program itu, mayoritas orang tua di Seruyan menyekolahkan anak hingga bangku sekolah menengah atas (SMA).
Kini situasinya sangat berbeda. Kehadiran program BBM Satu Harga membuat banyak orang tua mampu menyekolahkan anak hingga bangku kuliah.
“Di desa ini hanya ada dua SMA, yaitu SMA Tirta Bakti dan SMA Tunas Harapan. Dulu setelah lulus SMA, ya, selesai. Sekarang banyak sekali yang kuliah, bahkan sampai ke Banjarmasin dan Jawa,” kata Rusmanto.
Menurut Rusmanto, para orang tua memang menginginkan anak bisa mendapat posisi lebih baik di berbagai perusahaan kelapa sawit di sekitar Danau Sembuluh.
“Warga sini sebenarnya sudah banyak yang bekerja di perusahaan. Namun, kalau ingin langsung sebagai staf, memang harus S-1. Karena itu, jurusan yang dipilih kebanyakan adalah pertanian atau komputer,” kata Rusmanto.
Rusmanto menjelaskan, saat ini beban warga jauh berkurang. Sebelumnya warga membeli BBM dengan harga Rp 12 ribu per liter. Kini harga BBM di Seruyan sudah sama dengan di Pulau Jawa. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Libur Imlek, Pertamina Prediksi tak ada Lonjakan Konsumsi BBM dan LPG
Redaktur & Reporter : Ragil