jpnn.com - BANJARMASIN – Nasib terdakwa Selamat SSos ternyata tidak seberuntung namanya. Dia dinyatakan terbukti bersalah dalam kasus korupsi pengadaan pupuk bersubsidi di Dinas Pertanian Kabupaten Batola. Sanksinya vonis empat tahun penjara, denda sebesar Rp 100 juta, subsider 1 bulan.
Abdul Siboro SH yang memimpin jalannya sidang di Pengadilan Tipikor PN Banjarmasin pada Kamis (19/3) pagi, juga menjatuhkan sanksi kepada terdakwa untuk membayar uang pengganti senilai Rp 1,7 miliar.
BACA JUGA: Terjatuh ke Laut, Paru-paru Bocah Ini Penuh Air
Jika tidak melakukannya maka harta bendanya dapat disita atau bisa diganti dengan tambahan kurungan selama 3 tahun. Hakim menilai terdakwa terbukti bersalah melanggar pasal 3 UU RI No 31 Tahun 1999, tentang Korupsi.
Penasihat hukum terdakwa, H Suryani SH, menyatakan pikir-pikir terhadap hasil putusan dari majelis hakim. “Perkara klien saya ini sebenarnya ranahnya perdata, bukan pidana. Itu ada perjanjiannya, karena sebagian sudah dibayar dan sebagian masih ada yang belum,” ujar Suryani pada Radar Banjarmasin (JPNN Group).
BACA JUGA: Tersengat Listrik, Dua Tukang Kritis Jatuh ke Tanah Saat Bongkar Bilboard
Jawaban serupa juga dikatakan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Mauladi, dari Kejari Marabahan. “Kami juga pikir-pikir,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, Selamat selaku Ketua Gapoktan di Kecamatan Mekarsari, Kabupaten Batola diduga telah melakukan penyelewengan pada pengadaan pupuk bersubsidi untuk petani. Dana yang semestinya digulirkan kepada para petani, oleh Selamat selaku pengelola khususnya di Desa Mekarsari ternyata tidak dikembalikan.
BACA JUGA: Hindari Tangkapan Petugas, Simpan Sabu di Kandang Ayam
Daerah atau negara dirugikan miliaran rupiah. Kasus ini terjadi tahun anggaran 2012-2013. Dari hasil perhitungan sementara jumlah kerugian keuangan negara sebesar Rp1,7 miliar.(gmp/ma/dye/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dibangun Gedung Termewah se-Indonesia, Para Veteran Ini Menangis Haru
Redaktur : Tim Redaksi