LANGSA - Nasib Yasser Ahmad memang tragis. Tanpa perintah atasan, ia nekat menggelar razia ponsel mendadak di lingkungan Lapas Klas II B Langsa. Alhasil seorang napi mengamuk, lalu memukuli sang sipir hingga babak-belur.
Belakangan baru diketahui, kejadian ini dipicu akibat korban yang hendak ngutang rokok kepada pelaku. Tapi tak diberi lantaran bonnya sudah menumpuk.
Kepada Metro Aceh (Grup JPNN) Kalapas Klas II B Langsa, Badarudin kemarin (2/6) mengakui peristiwa di hari Sabtu (1/6) pagi sekira pukul 09.00 WIB itu.
"Awalnya korban mau ngutang rokok kepada salah seorang napi, yang dipercaya untuk berjualan di lingkungan penjara. Tapi permintaan tersebut ditolak, karena casbon Yasser sudah terlalu banyak. Hutangnya berkisar Rp5 jutaan, sehingga tak bisa dibayarkan mesti harus dipotong gaji," jelas Badarudin.
Selanjutnya terjadi pertengkaran mulut. Situasi semakin memanas, gara-gara Yasser malah menggelar razia hp mendadak di TKP. Beberapa napi di lokasi merasa tidak senang atas tindakan tersebut, selanjutnya mengeroyok korban.
"Razia tersebut tidak ada perintah dan koordinasi dengan saya. Makanya beberapa napi memukulinya. Untung kejadian segera dipisah teman sesama sipir, meski demikian korban mengalami sejumlah luka memar di bagian kepala, mulut dan wajah karena diamuk tahanan," kata Kalapas. (dai)
Belakangan baru diketahui, kejadian ini dipicu akibat korban yang hendak ngutang rokok kepada pelaku. Tapi tak diberi lantaran bonnya sudah menumpuk.
Kepada Metro Aceh (Grup JPNN) Kalapas Klas II B Langsa, Badarudin kemarin (2/6) mengakui peristiwa di hari Sabtu (1/6) pagi sekira pukul 09.00 WIB itu.
"Awalnya korban mau ngutang rokok kepada salah seorang napi, yang dipercaya untuk berjualan di lingkungan penjara. Tapi permintaan tersebut ditolak, karena casbon Yasser sudah terlalu banyak. Hutangnya berkisar Rp5 jutaan, sehingga tak bisa dibayarkan mesti harus dipotong gaji," jelas Badarudin.
Selanjutnya terjadi pertengkaran mulut. Situasi semakin memanas, gara-gara Yasser malah menggelar razia hp mendadak di TKP. Beberapa napi di lokasi merasa tidak senang atas tindakan tersebut, selanjutnya mengeroyok korban.
"Razia tersebut tidak ada perintah dan koordinasi dengan saya. Makanya beberapa napi memukulinya. Untung kejadian segera dipisah teman sesama sipir, meski demikian korban mengalami sejumlah luka memar di bagian kepala, mulut dan wajah karena diamuk tahanan," kata Kalapas. (dai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Massa Gerebek Puluhan Cafe Mesum
Redaktur : Tim Redaksi