Garam Mendadak Hilang di Pasaran, Ada Apa?

Rabu, 26 Juli 2017 – 09:00 WIB
Garam. Foto ilustrasi. dokumen JPNN

jpnn.com, PROBOLINGGO - Kabupaten Probolinggo merupakan penghasil garam terbesar setelah Madura di Jawa Timur.

Namun kenyataannya, daerah penghasil garam itu justru tidak memiliki stok garam beryodium.

BACA JUGA: Garam Langka, Pedagang Es Puter Gigit Jari

Bahkan sudah sebulan ini, garam menghilang di pasaran.

Hal tersebut membuat Polresta Probolinggo, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan melakukan sidak ke sejumlah pasar tradisional.

Hasilnya benar-benar di luar logika. Probolinggo yang merupakan penghasil garam terbesar ke dua setelah Madura, ternyata tidak memiliki stok garam beryodium di pasar pasar tradisional.

Salah satunya pasar baru Kota Probolinggo. Petugas nyaris tak menjumpai garam beryodium yang sebulan sebelumnya melimpah.

Kalaupun ada, harganya pun cukup tinggi. Setiap 1,5 kilo gramnya harganya mencapai Rp 10 ribu, padahal sebelum langka hanya Rp 4 ribu.

Warga terpaksa membeli dan mengonsumsi garam grosok atau garam nonyodium.

Padahal garam grosok ini biasa digunakan campuran pakan ternak sapi. Tapi saat ini yang melimpah adalah garam grosok.

Sebab petambak garam langsung menjual ke pasaran tanpa diolah menjadi garam yudium.

Menurut Sukarni, salah satu pedagang pasar baru, sebulan ini garam beryodium sudah menghilang dari pasaran.

"Garam kemasan 200 gram harganya Rp 2 ribu rupiah, padahal sebelumnya hanya Rp 1.000," ujar Sukarni.

Sementara itu, menurut AKBP Alfian Nurrizal, Kapolresta Probolinggo, pihaknya sangat terkejut kelangkaan garam yang terjadi di Kota Probolinggo.

"Kami akan menyelidiki apakah ada unsur penimbunan atau memang karena faktor alam garam ini langka," ujar Alfian. (pul/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler