JAKARTA - Grup Bakrie punya anggota keluarga baru. Telah lahir PT Bakrie Eco Investama yang akan focus pada bisnis pengembangan kawasan industry dan akan menggarap mega proyek Trans Kalimantan Economic Zone senilai lebih dari Rp 10 triliun sebagai proyek perdana dari 5 kawasan yang ditargetkan.
Kehadiran perusahaan baru itu dalam rangka melengkapi lini bisnisnya dan menyambut program pemerintah tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). "Badan hukumnya sudah ada sekitar tiga dua bulan lalu," kata Hiramsyah S Taib usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) di Jakarta, Kamis (7/6).
Jabatan Hiramsyah sebagai Direktur Utama ELTY dalam RUPST kemarin resmi dicopot dan digantikan oleh Ambono Janurianto. Sebagai gantinya, Hiramsyah ditunjuk sebagai calon pemimpin tertinggi di jajaran direksi Bakrie Eco Investama.
"Saya dapat tugas untuk menggarap kawasan industry terintegrasi di lima kawasan. Inline dengan program pemerintah tentang MP3EI. Selama ini saya memang sering jadi pembicara tentang itu dan sekarang malah terlibat langsung di dalamnya," ungkapnya.
Proyek pertama yang akan digarap perusahaan bungsu dari grup Bakrie itu adalah kawasan ekonomi terintegrasi di Kalimantan dengan nama Trans Kalimantan Economic Zone (TKEZ) seluas sekitar 30 ribu hektar. Dana investasinya lebih dari Rp 10 triliun dan diharapkan mulai bisa dioperasikan 3 tahun mendatang.
Hiramsyah mengatakan, sudah ada sekitar tiga investor asing berminat dan sedang melakukan kajian sejak tiga bulan lalu. Investor berasal dari Amerika Serikat (AS), Tiongkok, dan Jepang. "Kawasan itu akan memeroses sumber daya alam, pengolahan sumber daya alam, sampai dengan industry hulu," terangnya.
Bakrie Eco Investama akan berada di bawah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) yang menurut Hiramsyah akan menjadi salah satu pemegang saham utama. BNBR sejauh ini merupakan holding dari kebanyakan perusahaan yang ada di bawah naungan grup Bakrie.
Hiramsyah menjelaskan bahwa pihaknya perlu membuat perusahaan baru karena proyek yang digarap ada di lini bisnis berbeda dengan skala besar. Perusahaan yang sudah ada tidak akan cukup untuk menangani karena sudah focus di bidang masing-masing.
Sementara itu, sepeninggal Hiramsyah, ELTY memerkuat diri dengan jajaran direksi baru. Selain memilih Ambono sebagai Direktur Utama, jajaran komisaris juga diperkuat orang-orang berpengalaman di bidang properti, salah satunya Amir Abdul Rachman yang sebelumnya dikenal sukses bersama PT Jakarta Setiabudi International Tbk.(gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasar Teknologi Informasi Naik Tipis
Redaktur : Tim Redaksi