JAKARTA – Pengembangan Bandar Udara Supadio, Kubu Raya, Kalimantan Barat, ternyata tak luput dari perhatian pemerintah pusat. Pada 2013 ini, bandara kebanggaan masyarakat Kalbar itu kembali mendapatkan kucuran dana.
“Total dana untuk Bandara Supadio seluruhnya Rp 1,6 triliun,” ungkap Anggota Komisi V DPR asal Kalbar, Usman Jafar, kepada JPNN, di sela-sela rapat Komisi V DPR dengan Menteri Perhubungan, Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL), Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU), Direktur Utama PT Angkasa Pura I dan II, Selasa (19/3), di Jakarta.
“Pada dasarnya, koordinasi dana disiapkan PT AP II. Tapi, AP II bisa meminta bantuan dari Dirjen Perhubungan atau sumber-sumber dana dari sumber luar,” ujar Usman, ketika ditanya soal asal dana pembangunan itu.
Usman mengatakan, saat ini Bandara yang dibangun pada 1940-an dengan Bandara Sungai Durian, itu terus dikembangkan. Bandara Supadio yang kini menjadi akses satu-satunya jalur udara dari dan ke Jakarta, memiliki peran sangat sentral. Karenanya, pengembangan fasilitas bandara serta landasan pacu mutlak diperlukan.
Misalnya terminal Bandara. Saat ini memang sudah dibangun terminal, namun dilakukan bertahap. Mengingat pembangunan yang dilakukan tidak ingin mengganggu pengoperasian dan pelayanan kepada masyarakat.
“Sekarang pembangunan terminal sudah dilakukan sebagain, setelah selesai nanti akan digunakan. Terminal berikutnya akan dibongkar dan langsung dibangun,” kata bekas Gubernur Kalbar ini.
Tak hanya terminal, landasan pacu yang kerap menjadi ‘kambing hitam’ ketika beberapa kali kejadian tergelincirnya pesawat di Supadio, juga menjadi perhatian.
Usman mengatakan, untuk landasan pacu baru, saat ini tengah dilakukan final design dan konstruksi. “Setelah itu baru bisa tender untuk kontraktornya,” tegas putra daerah asal Sekadau, Kalbar itu.
Ia mengatakan, karena tanah Bandara Supadio itu gambut, maka diperlukan konstruksi khusus untuk pembangunannya. Makanya dilakukan studi kelayakan pada tahun anggaran lalu.
“Sudah dimulai anggaran tahun lalu, tapi sampai sekarang belum selesai. Karena tanahnya gambut, jadi hitungan para konsultan belum selesai,” beber Usman yang memulai karirnya sebagai pengusaha ini.
Jika sudah selesai, maka landasan pacu Bandara Supadio yang baru nanti bisa didarati pesawat berbadan lebar. Untuk itulah, kata Usman, dibutuhkan landasan pacu yang lebih kuat, lebar dan lebih panjang. “Nanti landasan yang ada dipakai untuk taxi way,” kata politisi Partai Persatuan Pembangunan, itu.
Di sisi lain diberitakan, Menteri Perhubungan EE Mangindaan mengungkapkan pada 2013 ini ada 12 bandara baru yang akan dioperasikan. 12 bandara baru itu merupakan bagian dari program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Disebutkan, 12 bandara itu adalah Kuala Namu di Sumatera Utara, Muara Bungo di Jambi, Pekon Serai di Lampung Barat, Bone di Sulawesi Selatan, Bawean di Jawa Timur, Sumarorong di Mamasa, Kufar di Seram Timur, Tual Baru dan Saumlaki Baru di Maluku, Waisai di Raja Ampat, Kamanap Baru di Serui dan Bandara Waghete Baru di Deiyai, Papua.
Di samping itu, pemerintah juga akan mengoperaikan sembilan bandara di Indonesia Timur dan tiga bandara di Indonesia Barat pada tahun 2014 dan 2015 mendatang. "Pemerintah telah merencanakan pembangunan serta pengembangan beberapa bandara nasional," terangnya.
Mangindaan juga mengatakan, sejumlah bandara juga dikembangkan. Di antaranya Soekarno-Hatta, Ngurah Rai, Bali, Juanda, Surabaya, Ahmad Yani, Semarang, serta Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keliling ke Eropa, Pejabat Kukar Habiskan Rp1,3 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi