"Saya berharap penyataan bisa disampaikan dengan lebih bijak. Dalam situasi seperti sekarang tidak boleh menyalahkan satu pihak karena bisa menimbulkan salah paham," kata Abdul Fatah dalam keterangan resminya, Senin (27/8).
Abdul Fatah sendiri mengklaim sudah berusaha untuk mendamaikan kedua belah pihak. Selain itu kata dia, Garda Madura juga telah menghubungi para sesepuh untuk turut membantu meredakan ketegangan.
"Garda Madura sudah menjembatani kedua belah pihak. Saya sampaikan kepada mereka bahwa kita sesama orang Madura untuk apa berkelahi satu sama lain, saling bunuh. Sama-sama lahir, besar, sekolah, bekerja disini. Bertetangga lagi. Sesama Madura mari kita saling rukun," katanya.
Pria yang dikenal aktivis di Madura ini berharap, kejadian ini tidak lagi meluas. Ia meminta agar kedua belah pihak yang berseteru untuk menahan diri.
"Selama ini sesama Madura selalu dikenal rukun dan saling bantu. Jadi untuk mengakhiri masalah ini, hanya sesama Madura yang bisa lakukan. Memang begitulah tradisinya," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, bentrok antara kelompok Syiah dan anti-Syiah kembali pecah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kec Omben, sekitar pukul 11.00, Minggu (26/8). Bentrokan jilid kedua ini memakan korban jiwa, dua orang dinyatakan tewas, lima orang luka dan empat di antara korban luka dalam kondisi kritis.
Korban tewas diketahui bernama Hamama, 40, dan adiknya yang bernama Thohir, 35. Kedua korban merupakan warga penganut Syiah. Sedangkan korban luka umumnya berasal dari kelompok anti-Syiah. Mereka adalah Syaiful, 28; Samsul, 18; Syaifuddin, 20; Hasyim, 21; dan Mat Hoseh (umur tidak diketahui). Selain korban dari warga, Kapolsek Omben AKP Aries Dwi mengalami luka serius pada dahinya setelah terkena lemparan warga saat mencoba melerai bentrok tersebut.
Adapun kelima warga yang menjadi korban mengalami luka beragam. Mulai luka robek akibat bacokan, hingga luka tembusan kelereng yang dimuntahkan bom yang biasa digunakan untuk menangkap ikan (bondet). Para korban berasal dari Desa Karang Gayam di Kec Omben dan Desa Bluuran, Kec Karang Penang. Kebetulan dua desa ini memang bertetangga meski beda kecamatan. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Karena Pilot Kehilangan Pandangan
Redaktur : Tim Redaksi