Gariand Djemat: Lahir dari Keluarga Terpandang, Kini Fokus di Jalan Tuhan

Jumat, 24 Maret 2023 – 19:06 WIB
Meski terlahir dari keluarga terpandang, Gariand Djemat memiliki cerita masa kecil yang menarik hingga memutuskan berada di jalan Tuhan. Foto: dokumentasi pribadi for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Bagi sebagian orang, kenangan masa kecil mungkin hilang dan terlupakan. Namun, tidak dengan Gariand Djemat. 

Dia masih ingat dengan masa kecilnya hingga hal sederhana seperti makanan kemasan dan uang sakunya di sekolah dasar.

BACA JUGA: Diizinkan Istri Masuk Kamar Anak Tiri, SM Malah Berbuat Tak Senonoh Begini, Ya Tuhan

"Biasanya saya dapat roti dengan taburan coklat dan Rp 100. Itu di tahun 80-an. Mengalami hal itu setiap hari, saya akhirnya bosan dan perlu mencari cara untuk mendapatkan lebih banyak uang saku,” kata Gariand Djemat dalam keterangannya, Jumat (24/3).

Meski terlahir dari keluarga terpandang, dia akhirnya belajar bahwa waktu adalah uang.

BACA JUGA: Pelaku Perdagangan Wanita di Lampung Ditangkap, Modusnya, Ya Tuhan

Gariand mulai menyewakan video kepada rekan ayahnya di kantor.

"Saya akan menyewa video dari Sabang selama 3 hari. Setelah saya menontonnya selama sehari, saya menyewakannya kepada orang lain,"lanjutnya.

Gariand juga masih ingat pertama kali bekerja setelah mendapatkan gelar Associate of Arts.

Tidak kembali ke bisnis keluarga, dia memilih untuk bekerja di Tangerang dengan gaji bulanannya kurang dari Rp1.000.000.

Ini sangat kontras mengingat ketika dia belajar di luar negeri di Amerika Serikat, dia bisa mendapatkan hingga 500.000 USD per tahun.

Dia lantas kembali ke Amerika Serikat untuk mengejar gelar Bachelor of Science sambil bekerja di sana-sini. 

Di negara Paman Sam, dia bekerja di sebuah restoran Cina sambil magang di Merrill Lynch Wealth Management.

Dia akan mulai bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan cat di sana ketika ayahnya tiba-tiba meninggal dunia. 

Hal itu membuat Gariand kembali ke Indonesia dan mendirikan beberapa usaha, antara lain kantin dan pusat terapi refleksi, sekaligus mengelola sewa ruang kantor di Plaza Gani Djemat.

Gariand juga menyebutkan keluarganya juga sempat dihadapkan pada rintangan besar pada krisis 1998.

"Ayah saya meninggal dunia dan menyisakan hutang yang cukup banyak, tetapi kami sebagai anak-anaknya mampu menumbuhkan aset, mengurangi liabilitas, dan mencapai ekuitas penuh. Itu adalah pencapaian terbesar kami." kata bapak tiga anak ini.

Gariand saat ini pensiun dari bisnis keluarga, tetapi dia masih melakukan bisnis sampingan terutama di industri otomotif dan rokok.

Saat ini dia mendedikasikan hidupnya untuk Tuhan Yang Mahakuasa.

Dia juga sedang melanjutkan studi masternya di bidang teologi, sesuatu yang sudah lama didambakan.

Gariand terinspirasi oleh film Schindler's List yang berkisah tentang seseorang yang menyelamatkan nyawa 1.200 orang Yahudi selama Holocaust. 

Dia juga bercita-cita melihat Indonesia menjadi negara yang kuat.

“Saya ingin melihat visi Indonesia Emas 2045 menjadi kenyataan. Namun, untuk pencapaian pribadi, saya hanya ingin lebih dekat dengan Tuhan, anak-anak, melayani sesama, dan mungkin melihat cucu-cucu saya," pungkas Gariand.(mcr8/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler