JAKARTA - Maskapai Garuda Indonesia membutuhkan minimal 1.000 karyawan baru setiap tahun seiring pertambahan jumlah pesawatnya. Tahun ini, Garuda akan merekrut 200 pilot, 800 awak kabin, dan 100 pegawai pendukung (support).
"Kita butuh banyak tenaga kerja, untuk tahun ini sudah kita persiapkan sejak tahun sebelumnya jadi saat ini 1.000 orang itu sedang ikut pelatihan," ujar Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum Garuda Indonesia Heriyanto Agung Putra di sela kunjungan delegasi ICAO di GITC (Garuda Indonesia Training Centre) Rabu (23/1).
Pihaknya yakin SDM yang berkualitas menjadi elemen penting dalam pengembangan perusahaan. Oleh karena itu Garuda juga menyiapkan program kepemimpinan (leadership program) untuk mencetak pemimpin internal di masa depan,"Kebutuhan karyawan baru setiap tahun minimal 1.000 orang, paling banyak cabin crew," tandasnya.
Dalam kunjungannya ke GITC, Sekretaris Jenderal International Civil Aviation Organization (ICAO), Raymond Benjamin mengaku sangat terkesan dengan fasilitas pelatihan yang dimiliki Garuda. Pihaknya berharap, GITC dapat mencetak SDM yang berkualitas untuk mendukung ekspansi perseroan,"Penambahan jumlah SDM selalu linear dengan jumlah pesawat," tandasnya
Pihaknya menilai Garuda Indonesia memiliki strategi yang jelas untuk menjadi maskapai kelas dunia. Dengan dukungan penuh dari otoritas penerbangan nasional (pemerintah), dia yakin program-program kerja Garuda dapat tercapai dengan mudah,"Saya melihat hubungan antara operator dengan regulator sangat bagus di sini," tuturnya
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti S. Gumay menilai, lembaga pendidikan di sektor penerbangan harus ditingkatkan. Sebab pasokan SDM di industri penerbangan masih minim, terutama untuk profesi pilot, mekanik, hingga petugas lalu lintas dan navigasi udara,"Swasta harus terlibat lebih banyak lagi dalam mencetak SDM penerbangan," katanya
Pemerintah juga mendorong kerjasama dalam lingkup ASEAN dari sisi standar pendidikan dan pemenuhan tenaga kerja di bidang penerbangan,"Saat ini kita bekerja sama dengan Singapore Aviation Academy dari sisi standar pendidikannya. Demikian juga Malaysia, banyak pilot Malaysia pindah ke Indonesia. Filipina kerja sama dengan Garuda (Indonesia) dan Lion Air," jelasnya. (wir/kim)
"Kita butuh banyak tenaga kerja, untuk tahun ini sudah kita persiapkan sejak tahun sebelumnya jadi saat ini 1.000 orang itu sedang ikut pelatihan," ujar Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum Garuda Indonesia Heriyanto Agung Putra di sela kunjungan delegasi ICAO di GITC (Garuda Indonesia Training Centre) Rabu (23/1).
Pihaknya yakin SDM yang berkualitas menjadi elemen penting dalam pengembangan perusahaan. Oleh karena itu Garuda juga menyiapkan program kepemimpinan (leadership program) untuk mencetak pemimpin internal di masa depan,"Kebutuhan karyawan baru setiap tahun minimal 1.000 orang, paling banyak cabin crew," tandasnya.
Dalam kunjungannya ke GITC, Sekretaris Jenderal International Civil Aviation Organization (ICAO), Raymond Benjamin mengaku sangat terkesan dengan fasilitas pelatihan yang dimiliki Garuda. Pihaknya berharap, GITC dapat mencetak SDM yang berkualitas untuk mendukung ekspansi perseroan,"Penambahan jumlah SDM selalu linear dengan jumlah pesawat," tandasnya
Pihaknya menilai Garuda Indonesia memiliki strategi yang jelas untuk menjadi maskapai kelas dunia. Dengan dukungan penuh dari otoritas penerbangan nasional (pemerintah), dia yakin program-program kerja Garuda dapat tercapai dengan mudah,"Saya melihat hubungan antara operator dengan regulator sangat bagus di sini," tuturnya
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti S. Gumay menilai, lembaga pendidikan di sektor penerbangan harus ditingkatkan. Sebab pasokan SDM di industri penerbangan masih minim, terutama untuk profesi pilot, mekanik, hingga petugas lalu lintas dan navigasi udara,"Swasta harus terlibat lebih banyak lagi dalam mencetak SDM penerbangan," katanya
Pemerintah juga mendorong kerjasama dalam lingkup ASEAN dari sisi standar pendidikan dan pemenuhan tenaga kerja di bidang penerbangan,"Saat ini kita bekerja sama dengan Singapore Aviation Academy dari sisi standar pendidikannya. Demikian juga Malaysia, banyak pilot Malaysia pindah ke Indonesia. Filipina kerja sama dengan Garuda (Indonesia) dan Lion Air," jelasnya. (wir/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hatta Dukung Dahlan Untuk IPO BUMN
Redaktur : Tim Redaksi