SURABAYA - PT Garuda Indonesia Tbk Divisi Kargo semakin memperkuat pondasi bisnis di pasar internasional. Dalam lima tahun ke depan perusahaan plat merah ini, berencana memiliki enam unit pesawat khusus kargo.
"Saat ini layanan angkutan barang masih menggunakan pesawat penumpang komersial. Jadi hanya memanfaatkan belly space (ruangan di dalam palka yang disediakan untuk muatan umum, Red). Dengan demikian market share kami kecil di pasar internasional, hanya 18-20 persen," tutur Manager Product Development Garuda Cargo Edi Wardojo.
Edi mengungkapkan, jenis armada yang bakal dibelinya Airbus 330. Untuk besaran investasi, ia masih urung mengatakan, lantaran saat ini masih dalam studi kelayakan. "Diharapkan dengan adanya armada itu, bisa mengatrol market share hingga 10 persen," ucapnya
Sejauh ini, lanjut ia, market share Garuda Cargo di pasar domestik dominan berkisar 82 persen. Namun ini masih akan terus dikembangkan, mengingat potensi bisnis kargo cukup menjanjikan. Untuk itu, pihaknya bakal menggencarkan pengembangan Cargo Service Center (CSC). CSC merupakan salah satu layanan terbaru Garuda Indonesia. "Jika biasanya pengiriman barang harus pergi ke nandara, dengan CSC tak perlu lagi. Sehingga CSC dapat menjangkau end user lebih banyak," ujarnya.
Selama ini layanan kargo masih didominasi oleh agen pengiriman yaitu 91 persen. Sedangkan direct selling masih 9 persen. Dengan dibukanya CSC ini, diharapkan komposisi direct selling menjadi 20 persen terhadap total revenue. "Semester pertama ini, capaian revenue sudah hampir 50 persen dari target. Hingga akhir tahun, ditargetkan tembus USD 251 juta atau setara Rp 2,51 triliun," tuturnya.
Edi menambahkan, tahun ini CSC akan dibangun di 20 titik di Indonesia. Hingga saat ini telah dibangun empat CSC. Dua di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Tahun depan targetnya ada 40 CSC yang harus dibuka. (uma)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nokia Turunkan Harga Lumia
Redaktur : Tim Redaksi