jpnn.com - JAKARTA - Berbeda dengan kondisi Merpati yang terpuruk, maskapai BUMN yang lain, PT Garuda Indonesia dan anak perusahaannya, Citilink justru membukukan pendapatan operasi (operating revenue) sebesar USD 1,725.4 juta (sekitar Rp 17 triliun) pada semester pertama tahun ini. Angka ini meningkat 14,1 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu sebesar USD 1,511.9 juta.
Selama semester pertama tahun ini, jumlah penumpang Garuda Indonesia Group di pasar domestik sebanyak 10 juta penumpang, terdiri dari 7.4 juta penumpang Garuda Indonesia dan 2,6 juta penumpang Citilink. Angka ini meningkat 26,58 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan untuk rute internasional, jumlah penumpang Garuda mencapai 1,9 juta penumpang, atau meningkat 8,5 persen dibanding periode sama tahun lalu.
BACA JUGA: Jamsostek Beri Magang Karyawan Askes
Di sisi lain, angkutan kargo sepanjang semester pertama tahun ini mencapai 172.262 ton. Angka ini meningkat 30,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar 132,062 ton."Pertumbuhan ini sejalan dengan ekspansi yang terus dilaksanakan perseroan melalui program jangka pendek dan jangka panjang," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar dalam keterangan persnya, Sabtu (31/8).
Dalam program jangka panjang, Quantum Leap 2011-2015, Garuda Indonesia dan Citilink tahun ini mendatangkan 24 pesawat baru untuk mendukung pengembangan jaringan penerbangan nasional maupun internasional."Hingga semester pertama tahun ini kita telah mendatangkan 20 pesawat baru, terdiri dari empat pesawat B737-800 NG, satu Airbus 330-200, enam CRJ-1000 NextGen, satu B777-300ER, dan delapan A320-200," terangnya.
Dengan demikian, hingga semester pertama tahun ini Garuda Indonesia Group telah mengoperasikan sebanyak 126 pesawat. Dalam masa itu Garuda telah mengoperasikan sebanyak 22 rute penerbangan domestik dan internasional baru."Kita akan terus melanjutkan program transformasi bisnis dan ekspansi perseroan meskipun iklim industri penerbangan dunia saat ini masih terdampak oleh kondisi perekonomian global," tukasnya.
Pihaknya melihat permintaan terhadap jasa penerbangan nasional masih akan terus meningkat. Sebagai perusahaan negara, pihaknya berkomitmen untuk turut meningkatkan konektivitas nasional melalui bandara hub (pengumpul) di wilayah barat dan timur Indonesia."Potensinya masih sangat besar karena pemerintah punya proyek 24 bandara baru dalam dua tahun ke depan," jelasnya. (wir)
BACA JUGA: Tarif 14 Tol Naik Bulan Depan
BACA JUGA: Hanya Andalkan Proyek dari Pemerintah, Dua Perusahaan BUMN Dilebur
BACA ARTIKEL LAINNYA... Telkom Pasang Fiber Optic di Jalur Tengah Aceh
Redaktur : Tim Redaksi