Garudafood & Biomagg Rangkul Masyarakat Mengelola Sampah Organik Rumah Tangga

Selasa, 25 Juni 2024 – 18:30 WIB
PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood) dan PT Biomagg Sinergi Internasional (Biomagg) merangkul masyarakat di Kelurahan Jatijajar, Kota Depok, Jawa Barat. Foto: Dokumenastai Garudafood.

jpnn.com - JAKARTA - PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood) dan PT Biomagg Sinergi Internasional (Biomagg) merangkul masyarakat di Kelurahan Jatijajar, Kota Depok, Jawa Barat, agar menerapkan gaya hidup berkelanjutan melalui pengelolaan sampah organik rumah tangga dengan metode biokonversi maggot BSF. 

Head of Corporate Communication & External Relations Garudafood Dian Astriana menyampaikan program ini telah berjalan selama empat bulan dengan melibatkan lebih dari 60 warga.

BACA JUGA: Garudafood Umumkan Kinerja Positif Sepanjang 2023, Bagikan Dividen Rp 331,92 Miliar 

Dia menambahkan kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Lurah Jatijajar Mujahidin yang juga turut meresmikan kick off program pada Februari 2024. 

Hingga Juni 2024, “Program Pengelolaan Limbah Organik Rumah Tangga melalui Metode Biokonversi Maggot BSF” hasil binaan Garudafood dan Biomagg berhasil mengolah lebih dari 7,9-ton sampah organik rumah tangga, serta menghasilkan 787 kilogram maggot. Angka tersebut setara dengan reduksi emisi gas rumah kaca sebanyak 28,84-ton karbon dioksida ekuivalen. 

BACA JUGA: Karyawan Garudafood Diajak Mengelola Sampah Menggunakan Maggot 

“Program yang diusung Garudafood merupakan upaya kolektif untuk menjawab isu penanganan sampah khususnya sampah rumah tangga dan juga sebagai pendorong ekonomi berkelanjutan di lingkungan warga Jatijajar,” ungkap Dian Astriana dalam keterangannya, Selasa (25/6). 

Dia menambahkan Garudafood sebagai penggagas program ini memberikan dukungan berupa unit Biobox sebagai media budi daya maggot, bibit maggot, dan pendampingan intensif selama empat bulan hingga warga menjadi lebih mandiri untuk menjalankan budi daya maggot. 

BACA JUGA: Viral Pengunjung Lempar Sampah Plastik ke Mulut Kuda Nil, Pihak Taman Safari Bereaksi

Mengutip data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok pada 2023, setidaknya 900 hingga 1,000-ton sampah dikirim ke TPA Cipayung, Kota Depok, setiap harinya. Mayoritas sampah terbesar berasal dari sampah rumah tangga yang didominasi oleh jenis sampah organik atau sisa makanan.  

Maggot merupakan larva lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF). Ukurannya biasanya antara 0,3 cm sampai 1,5 cm. Maggot atau larva BSF tidak menularkan patogen ke manusia serta diketahui memiliki nafsu makan yang tinggi sehingga dapat makan dua kali lebih banyak dari berat badannya per hari. 

Hal ini membuat budi daya maggot menjadi solusi yang efektif untuk mengurai sampah organik rumah tangga sekaligus bernilai ekonomis.

Berdasarkan penelitian, maggot mampu mengurai sampah organik dalam waktu dua minggu hingga 20 hari. Dari sisi ekonomi, hasil budi daya maggot dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak, pupuk kasgot untuk perkebunan, lilin aromaterapi (berbahan dasar minyak maggot), dan maggot kering untuk pakan ikan hias.

“Inisiatif program ini menjadi harapan baru bagi masyarakat untuk lebih peduli menjaga lingkungan dan menambah pendapatan keluarga. Program ini layak untuk diduplikasi dan ditiru semua pihak,” ujar CEO Biomagg Aminudi.

Siti Aisyah, salah satu peserta program budi daya maggot, yang juga ketua RT setempat mengapresiasi program budi daya maggot yang baru pertama kali ada di lingkungannya.

Dia mengaku sangat terbantu dengan adanya pelatihan dan dukungan teknis dari Biomagg dan Garudafood yang ternyata sangat praktis dilakukan dari rumah. 

Sebagai bagian dari CSR berkelanjutan Garudafood, “Program Pengelolaan Limbah Organik Rumah Tangga melalui Metode Biokonversi Maggot BSF” turut mendukung komitmen Sustainable Development Goals (SDGs).

Melalui budi daya maggot ini, setidaknya warga setempat telah membantu mengurangi volume sampah yang biasanya berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).

Sejak 2021 hingga Juni 2024, Garudafood telah mengolah dan mencegah timbulan sampah organik berakhir di TPA sebesar 33,49-ton sampah, menghasilkan lebih dari 7,5-ton maggot BSF yang bernilai ekonomis, mengedukasi lebih dari 60 kepala keluarga. Dari upaya ini, Garudafood berhasil mencegah terbentuknya emisi gas rumah kaca setara dengan 122,24-ton karbon dioksida ekuivalen. (esy/jpnn) 


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler