Karyawan Garudafood Diajak Mengelola Sampah Menggunakan Maggot 

Rabu, 03 April 2024 – 19:12 WIB
Direktur Garudafood Basuki Nur Rohman (batik coklat) didampingi Direktur Utama PT Sinarniaga Sejahtera (SNS) Ruli Setiawan Tobing (batik biru) menyimak penjelasan mengenai produk turunan dan siklus hidup budi daya maggot oleh Head Business Operation Biomagg Raflie Yushan Rumain  di kantor pusat Garudafood, Jakarta Selatan, Rabu (3/4). Foto dok. Garudafood 

jpnn.com, JAKARTA - PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood) menunjukkan komitmennya mendukung target pemerintah dalam pengurangan dan penanganan sampah organik.

Salah satunya menggandeng Biomagg menyelenggarakan edukasi dan pelatihan kepada karyawan Garudafood untuk mengelola sampah rumah tangga organik secara mandiri dengan memanfaatkan metode biokonversi maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF).

BACA JUGA: Ternyata Ini Tujuan Garudafood Membangun PLTS Atap

‘Kemitraan kami dengan Biomagg merupakan sebuah langkah kreatif dan solutif untuk optimalisasi pengelolaan sampah organik dengan metode Biokonversi maggot, menciptakan ketahanan pangan, menciptakan lapangan kerja baru, dan yang terpenting mengajak masyarakat dan karyawan untuk peduli terhadap lingkungan, " beber Direktur Garudafood Basuki Nur Rohman di Jakarta, Rabu (3/4). 

Selain itu, lanjutnya, langkah positif ini juga selaras dengan komitmen perusahaan untuk menjaga kelestarian lingkungan.

BACA JUGA: Menteri Nadiem Dinilai Paham Amanat UU ASN, Angkat Honorer Menjadi PPPK

Karyawan Garudafood juga mendapatkan produk-produk turunan dari hasil budi daya maggot seperti pupuk kasgot, planter kit, sayuran organik (yang diberi pupuk kasgot), lilin aromaterapi (berbahan dasar minyak maggot), dan maggot kering untuk pakan ikan hias.

 Produk turunan ini merupakan hasil dari program kemitraan antara PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood), PT Sinarniaga Sejahtera (SNS), dan Biomagg.

BACA JUGA: Masih Banyak Pemda Belum Mencairkan THR PNS & PPPK, Ini Datanya

”Hingga tahun 2024, kami telah menjalankan sejumlah program pengelolaan sampah organik dengan memanfaatkan maggot BSF, " ujar Direktur Utama PT Sinarniaga Sejahtera (SNS) Ruli Setiawan Tobing.

Salah satunya, tambahnya adalah pengelolaan produk bad stock dari divisi distribusi PT Sinarniaga Sejahtera (SNS) area Bogor yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis lagi. 

Selain itu, Garudafood juga menggandeng Biomagg untuk program pemberdayaan masyarakat melalui budi daya maggot BSF di Kelurahan Jatijajar, Depok, Jawa Barat melalui pelatihan dan bimbingan teknis yang intensif dengan melibatkan 30 kepala keluarga (KK) dan kepala Kelurahan Jatijajar. 

Garudafood telah menginisiasi program Kampung Wirausaha Maggot sejak 2021 di Pati, Jawa Tengah bekerja sama dengan pemuda karang taruna setempat. Maggot merupakan larva lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF) berukuran antara 0,3 cm sampai 1,5 cm. Maggot tidak membawa patogen dan tidak memiliki gigi, sehingga tidak menularkan penyakit. 

Sumber makanan Maggot adalah sampah dapur, sampah pasar berupa sayur dan buah, hingga sampah organik pabrik. Menurut Biomagg, 10 ribu ekor maggot mampu mengurai habis sampah organik sebanyak 1 kg dalam sehari. Hal ini membuat budi daya maggot sangat efektif untuk mengurai sampah organik rumah tangga.

Hingga Maret 2024, Garudafood telah mengolah dan mencegah timbulan sampah organik berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) sebesar 20,20-ton sampah, menghasilkan lebih dari 6-ton maggot BSF yang bernilai ekonomis, mengedukasi 30 kepala keluarga serta berhasil mencegah terbentuknya emisi karbon setara dengan 67,14-ton ekuivalen karbon dioksida. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler