jpnn.com, PURWOKERTO - Polisi telah melakukan sterilisasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP) menyusul dugaan kebocoran gas di lokasi sumur pengeboran Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng.
Insiden itu membuat sembilan orang diduga keracunan gas saat melakukan persiapan pengeboran di Sumur PAD 28 Geo Dipa.
BACA JUGA: Wanita Mandi Telanjang, HJ Mengintip Lalu
Pada saat itu, diduga terjadi kebocoran pipa sehingga mengakibatkan keluarnya gas H2S dari sumur sehingga menyebabkan para korban mengalami kejang sesak napas dan muntah. Dalam kejadian tersebut satu orang dilaporkan meninggal dunia.
BACA JUGA: Diduga Keracunan Setelah Makan Nasi Kotak, 97 Orang di Lebak Dirawat
"Tim dari Polres Banjarnegara telah langsung melokalisasi dan melakukan sterilisasi," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto melalui siaran pers yang diterima di Purwokerto, Sabtu.
Kapolres menyebutkan pihaknya akan segera menginformasikan perkembangan hasil olah TKP yang telah dilakukan oleh tim dari Polres Banjarnegara.
"Tim masih melakukan olah TKP dan perkembangan selanjutnya akan segera kami update," tuturnya.
Hendri menambahkan bahwa sesaat setelah kejadian, para korban langsung dilarikan ke Puskesmas Kejajar 1 dan setelah itu dirujuk ke RSUD Wonosobo.
"Kami juga telah mengecek secara langsung kondisi para korban yang saat ini sedang dirawat di RSUD KRT Setjonegoro, Wonosobo," katanya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo mengatakan lokasi Sumur PAD 28 tersebut berada di Dusun Pawuhan, Desa Karangtengah, Kecamatan Batur.
"Dari informasi yang didapat bahwa ada sembilan pekerja yang sedang melakukan persiapan pengeboran di Sumur PAD 28 Geo Dipa, kemudian diduga keluar gas H2S dari sumur yang menyebabkan pekerja mengalami kejang sesak nafas dan muntah, dan menyebabkan satu orang meninggal dunia," katanya
Sementara itu, dia menambahkan bahwa begitu mendapatkan laporan tim dari BPBD Banjarnegara telah langsung meluncur ke lokasi dan juga melakukan pendataan korban di RSUD Wonosobo.
Dia juga meminta masyarakat untuk tidak panik karena pada saat ini kondisi sudah terkendali.
"Masyarakat juga agar tidak mudah percaya berita yang belum jelas kebenarannya, atau disinformasi atau hoaks, cari info dari sumber-sumber terpercaya," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti