“Salah satu tempat pengisian di daerah Titian Samarinda kabarnya mengalami kerusakan, jadi truk-truk pengangkut kami terfokus pada satu tempat pengisian saja di daerah Sungai Siring Samarinda,” ujar Muhammad Tang Palaguna, pemilik agen elpiji PT Tunas Keluarga Mandiri yang berlokasi di Lhoktuan, Bontang Utara.
Disebutkan, kerusakan tersebut menjadikan antrean panjang. Sehingga, pasokan elpiji yang didapat untuk dibawa ke Bontang bergantung pada nomor antrean yang didapatkan.
“Kami punya 3 truk tetap dan 1 truk pembantu. Bila kami dapat nomor antrean awal, semua truk kami bisa mendapatkan pasokan elpiji. Tapi bila nomor antreannya di akhir, kami bisa kehabisan sehingga akhirnya truk kami terpaksa menginap di Samarinda,” jelasnya.
Kelangkaan ini dikatakan terjadi sejak menjelang hari raya Iduladha hingga sekarang. Normalnya, per hari bisa mengambil sebanyak 1120 tabung elpiji dari 2 truk. Pada kondisi langka, pasokannya menjadi tidak tentu. Terkadang bahkan hanya 1 truk saja.
“Kemarin itu semua truk kami mendapatkan pasokan. Tapi langsung habis karena langsung kami bagikan ke pangkalan-pangkalan. Karena kondisi ini, pembagiannya juga kami lakukan dengan proporsional dengan jumlah yang kurang dari biasanya,” ujar lelaki paruh baya ini.
Pasokan dari agen ini pun berpengaruh langsung pada ketersediaan gas elpiji 3 kg pada otlet dan took-toko pengecer. Otlet penjualan gas milik Siti Nurma di simpang empat Lhoktuan–Sangatta misalnya. Beberapa hari terakhir persediaan gasnya kosong. Bahkan sempat dalam 1 hari tidak mendapat pasokan dari agen sama sekali.
“Biasanya per hari dapat 200 tabung dari agen. Tapi beberapa hari ini hanya dapat 50 sampai 100 tabung. Itu pun masih saya antar ke warung-warung pengecer. Sekarang (kemarin, Red.) semua tabung kosong,” ujarnya.
Nurma mengatakan tidak tahu menahu penyebab kelangkaan ini. Namun dia berharap pasokan kembali lancar karena banyak pelanggan yang mempertanyakannya.
“Banyak yang cari Mas. Tapi kalau tidak ada mau bagaimana lagi?” tambah Nurma.
Pun dengan toko milik Nahriyah di Tanjung Laut Indah, Bontang Selatan. Disebutkannya, gas elpiji yang didapatkannya dari pangkalan mengalami penurunan. Bila setiap harinya mendapatkan pembagian 12 tabung, pada saat kelangkaan ini tokonya hanya mendapat stok sebanyak 5 sampai 8 tabung. Meski dalam kondisi langka, Nahriyah tetap menjual dengan harga normal.
“Kalau memang pasokannya kosong, ya mau bagaimana lagi" Tapi harganya tetap saya jual normal,” tegasnya.
Dari pantauan media ini, kondisi kelangkaan terjadi di hampir setiap penjualan gas elpiji 3 kg. Dimana banyak terpampang tulisan “gas habis” pada toko-toko pengecer tersebut. Serta, banyak pula warga yang mencari-cari keberadaan tabung berwarna hijau yang berisi gas ini.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) dan UMKM Bontang Riza Phalevi mengaku hingga sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan. Kendati demikian, Riza berjanji akan mengutus stafnya untuk melakukan monitoring keberadaan gas di lapangan.
"Saya juga belum menerima laporan resmi. Jadi, saya belum tahu juga kalau gas langka. Tetapi, nanti saya coba suruh pegawai saya untuk memonitoring dan mengecek dulu. Apa sebenarnya penyebab kelangkaan,” katanya.(luk/bob/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... FPI Bandung Terancam Dibekukan
Redaktur : Tim Redaksi