Gawat, 801 Hotspot Kepung Kalsel

Jumat, 05 Oktober 2012 – 12:41 WIB
BANJARMASIN - Jumlah hotspot (titik panas) yang mengepung Kalimantan Selatan (Kalsel) hingga 2 Oktober lalu sudah mencapai 801 titik. Hal ini sudah semakin gawat, karena berdampak pada kabut asap yang semakin parah. Jika mencapai titik puncak 900 titik, kabut akan terus "meneror" masyarakat.
 
Angka 801 titik ini adalah jumlah paling banyak dibanding tahun-tahun lalu. Dengan menggunakan Satelit NOAA, hotspot di Kalsel terdeteksi meningkat sekitar 20 persen dibanding jumlah titik terbanyak 2011 lalu.

"Hotspot Kalsel pada 2 Oktober lalu sudah mencapai 801 titik. Jumlah ini jelas memprihatinkan. Pada akhir September, hotspot hanya sekitar 708 titik," kata Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Rachmadi Kurdi kepada Radar Banjarmasin (JPNN Grup).

Untuk wilayah sebaran hotspot, kabupaten Banjar berada di peringkat pertama dengan 146 titik, urutan kedua ada kabupaten Tapin 100 titik, Tanah Bumbu 84 titik, Tanah Laut 77 titik, Barito Kuala 77 titik, Hulu Sungai Selatan 72 titik, Kotabaru 68 titik, Tabalong 67 titik, Balangan 40 titik, Hulu Sungai Utara 39 titik, Kota Banjarbaru 15 titik, Kabupaten Hulu Sungai Tengah 13 titik dan Kota Banjarmasin terdapat tiga titik.

Titik panas tersebut sekitar 31 persen berada di dalam kawasan hutan, yaitu sebanyak 234 titik. Hal ini lah yang memicu terjadinya kebakaran hutan, dan menimbulkan kabut asap yang mulai meresahkan masyarakat.

"Hotspot paling banyak berada di kawasan hutan. Kalau terus meningkat, tentu akan memperparah kabut asap di Kalsel," imbuhnya.

Menurutnya, hujan yang tak kunjung turun juga menambah potensi bertambahnya hotspot, makanya ia sangat berharap hujan bisa turun untuk mengurangi hotspot secara natural. “Kita berharap hujan segera turun. Kalau hujan turun, tentunya  hotspot akan berkurang,” tambahnya.

Selain itu, ia juga mengimbau kepada masyarakat turut berpartisipasi untuk mencegah meluasnya kebakaran lahan dan hutan. Tanpa dukungan dari masyarakat, juga tak akan maksimal. “Jelas perlu masyarakat kita untuk berpartisipasi,” katanya.

Sementara itu, karena hujan yang tak kunjung turun dan kabut asap yang menyesakkan pernapasan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalsel mengundang kepada semua masyarakat kota Banjarmasin untuk menyelenggarakan salat istisqa (salat minta hujan, Red) Sabtu (6/10) ini.

Ketua MUI Kalsel, H Akhmad Makkie mengatakan, kondisi cuaca di Kalsel sudah sangat panas dan kering karena tak turunnya hujan. Hal ini berpotensi memicu kebakaran lahan dan kabut asap. “Kami rasa sudah saatnya menggelar salat istisqa, karena sudah lama tak turun hujan,” kata H Makkie.
 
Menurut pemantauan Radar Banjarmasin, beberapa minggu terakhir, hujan tidak turun dan sungai mulai kering. “Kita khawatir kabut asap semakin parah, sekarang saja sudah terasa aroma asap. Dampak lainnya, bisa saja lahan pertanian jadi kekeringan,” tandasnya. (sip/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Surat Mendagri Terkait Jabatan Kades Dikritisi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler