CIREBON - Kekurangan siswa kini dirasakan sekolah-sekolah swasta, termasuk di SMA Widya Utama. Data koran ini, di SMA Widya Utama baru 9 orang yang mendaftar.
Padahal secara fasilitas, gedung dan sumber daya pendidik sekolah milik Yayasan Widya Utama tersebut sudah berkategori bagus, bahkan sudah memiliki akreditasi A (sangat baik) oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN).
Wakasek Kesiswaan SMA Widya Utama, Dedi Nurjaman SPd, menyayangkan para pendaftar lebih memilih menitipkan anaknya ke sekolah-sekolah negeri.
"Banyak orang tua yang lebih suka memaksakan kehendak ke sekolah-sekolah favorit, padahal sekolah swasta juga banyak yang bagus," ungkapnya.
Dikatakan, sekolah-sekolah swasta kesulitan mendaptakan peserta didik baru. Padahal, dahulu pihaknya merupakan mitra sekolah negeri dalam menyerap siswa di Kota Cirebon.
"Dengan adanya PPDB ini kita seperti dicampakan pemerintah," terangnya. Ia berharap pemerintah bisa juga memperhatikan masalah ini.
Dijelaskan, tahun lalu saja pihak sekolah hanya menerima belasan murid, dan tak mencukupi kuota satu rombel pun. Hal ini terulang lagi di tahun ini. Padahal, secara biaya sekolah swasta lebih murah ketimbang biaya di sekolah negeri.
"Ini ironis, dengan fasilitas lengkap dan akreditasi yang didapat, tapi kami kesulitan mendapat peserta didik baru," kata Guru Biologi, Drs Trisyono, yang juga alumni SMA Widya Utama.
Ia menambahkan sekolah Widya Utama sendiri memiliki hampir sekitar 36 ruangan kelas. Dengan jumlah pendaftar yang semakin sedikit, beberapa ruangan pun tidak terpakai.
"Padahal kita eksis terus dalam kegiatan belajar mengajar," ucapnya. Pemerintah, kata dia, menjadi kunci untuk membantu sekolah swasta mencari siswa. (jml)
Padahal secara fasilitas, gedung dan sumber daya pendidik sekolah milik Yayasan Widya Utama tersebut sudah berkategori bagus, bahkan sudah memiliki akreditasi A (sangat baik) oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN).
Wakasek Kesiswaan SMA Widya Utama, Dedi Nurjaman SPd, menyayangkan para pendaftar lebih memilih menitipkan anaknya ke sekolah-sekolah negeri.
"Banyak orang tua yang lebih suka memaksakan kehendak ke sekolah-sekolah favorit, padahal sekolah swasta juga banyak yang bagus," ungkapnya.
Dikatakan, sekolah-sekolah swasta kesulitan mendaptakan peserta didik baru. Padahal, dahulu pihaknya merupakan mitra sekolah negeri dalam menyerap siswa di Kota Cirebon.
"Dengan adanya PPDB ini kita seperti dicampakan pemerintah," terangnya. Ia berharap pemerintah bisa juga memperhatikan masalah ini.
Dijelaskan, tahun lalu saja pihak sekolah hanya menerima belasan murid, dan tak mencukupi kuota satu rombel pun. Hal ini terulang lagi di tahun ini. Padahal, secara biaya sekolah swasta lebih murah ketimbang biaya di sekolah negeri.
"Ini ironis, dengan fasilitas lengkap dan akreditasi yang didapat, tapi kami kesulitan mendapat peserta didik baru," kata Guru Biologi, Drs Trisyono, yang juga alumni SMA Widya Utama.
Ia menambahkan sekolah Widya Utama sendiri memiliki hampir sekitar 36 ruangan kelas. Dengan jumlah pendaftar yang semakin sedikit, beberapa ruangan pun tidak terpakai.
"Padahal kita eksis terus dalam kegiatan belajar mengajar," ucapnya. Pemerintah, kata dia, menjadi kunci untuk membantu sekolah swasta mencari siswa. (jml)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menjembatani Mahasiswa dengan Pelaku Industri Perminyakan
Redaktur : Tim Redaksi