WASHINGTON – Kejahatan mulai mengiringi proses pemilihan presiden di Amerika Serikat. Jumat (21/10) malam waktu setempat markas tim sukses Hillary Clinton mendapat kiriman sebuah amplop berisi bubuk putih. Amplop tanpa pengirim itu sukses menjalarkan teror di gedung yang menjadi markas utama pencapresan Clinton tersebut.
Kepala New York Police Department (NYPD) Letnan Thomas Antonetti mengatakan, amplop tersebut sempat memaksa pihaknya mengevakuasi seluruh penghuni gedung di Brooklyn itu. Namun, investigasi awal menyebutkan bahwa tidak ada zat berbahaya di dalam amplop untuk Clinton tersebut. "Uji awal di laboratorium menunjukkan bahwa tidak ada zat beracun di dalam bubuk putih itu," ujarnya.
Kendati demikian, Departemen Kesehatan tetap melakukan uji lanjutan terhadap substansi tersebut. Tujuannya, bisa menentukan jenis substansi yang terkandung dalam bubuk putih itu. "Nanti hasilnya kami informasikan kepada masyarakat. Saat ini yang terpenting adalah informasi bahwa zat tersebut tidak berbahaya," kata Antonetti tentang uji lanjutan.
Kabarnya, ada empat anggota tim kampanye yang terpapar langsung bubuk putih tersebut. Kuat dugaan, dua orang di antaranya adalah karyawan di Manhattan yang kali pertama mengambil amplop tersebut sebelum memutuskan untuk mengirimkannya ke Brooklyn. Selain bubuk putih, ada secarik kertas dalam amplop. Tanpa mau menyebutkan isi tulisan di atas kertas itu, Antonetti memastikan bahwa tidak ada ancaman.
Amplop misterius itu merupakan "paket hadiah" kedua yang mewarnai keseruan pilpres 2016. Sebelumnya, markas capres Republik di Kota Hillsborough, Negara Bagian North Carolina, menjadi sasaran bom molotov. Selain itu, si pelaku yang tidak diketahui identitasnya menggambar swastika di tembok gedung sekitar kantor partai berlambang gajah tersebut. (AFP/Reuters/BBC/CNN/hep/c11/any/JPNN/pda)
BACA JUGA: Mantan Perdana Menteri ini Didenda Rp 13 Triliun Gara-gara Beras
BACA ARTIKEL LAINNYA... 12 Pose Pesona Vladimir Putin Beredar, Satu di Antaranya Ada Unsur Bali
Redaktur : Tim Redaksi