jpnn.com - LABUAN BAJO – Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa menjadi basis latihan terorisme,sehingga kini ancaman terorisme masih tinggi. Pasalnya, dari segi topografi wilayah, belum ditangkapnya sejumlah teroris, masalah komunikasi menjadi persoalan peluang terjadinya aksi terorisme di Provinsi NTT.
Hal itu ditegaskan Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) NTT, Daeng Rosada saat rapat kerja para bupati se-Provinsi NTT dipimpin Gubernur NTT, Frans Lebu Raya di Labuan Bajo, Senin (21/3).
BACA JUGA: Inilah Spesifikasi KPC Kal Mapor si Gesit Milik TNI AL
“Ancaman terorisme saat ini memang masih tinggi. Topografi wilayah yang berbatasan dengan daerah lain, dan belum ditangkapnya sejumlah pelaku teroris serta sulitnya komunikasi membuka peluang akan hal ini bisa saja terjadi,” tandas Daeang Rosada seperti dilansir Timor Express (Grup JPNN).
Menurutnya, sejumlah wilayah seperti Labuan Bajo yang pernah menjadi titik penangkapan teroris Sarifudin serta kini masuknya kelompok Gafatar di daerah Alor dan Lembata. Selain itu, mulai aktifnya kelompok radikal lainnya di Kupang membuat semua pihak terus meningkatkan kewaspadaan, membangun koordinasi dengan semua unsur.
BACA JUGA: Terbakar Api Cemburu, Dua Kelompok Warga Perang Batu
Tidak hanya itu, sejumlah kabupaten di Provinsi NTT yang berbatasan langsung dengan daerah lain seperti Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat yang berbatasan dengan Bima Provinsi NTB, Kabupaten Ende-Nagekeo berbatasan dengan Sulawesi, Kabupaten Belu dengan wilayah perbatasan Timor Leste serta daerah lainnya membuka peluang adanya ancaman terorisme.
“Adanya kebiasaan warga merakit bom ikan dengan begitu pandai dikhawatirkan warga pada kelompok ini bisa terpengaruh masuknya kelompok radikalisme,” katanya.(krf5/ays/fri/jpnn)
BACA JUGA: FAKTA! Saat Salat Subuh Terdengar Tangisan, Dikira Kambing ternyata...
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapal Patroli Buatan Batam Ini Dilengkapi Senjata Modern dan Gesit
Redaktur : Tim Redaksi