jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi menilai, penyebaran berita bohong atau hoaks sangat merugikan Presiden Joko Widodo jelang Pemilihan Presiden 2019.
Pasalnya, dari sejumlah isu yang akhir-akhir ini mengemuka umumnya diarahkan untuk menyudutkan pemerintah. Karena itu pengungkapan kasus Saracen secara menyeluruh menjadi penting.
BACA JUGA: Pentolan Saracen Berperilaku Aneh, Bareskrim Butuh Waktu
Sebab bukan tidak mungkin kelompok-kelompok seperti Saracen akan memainkan peran besar dan hal tersebut tentu merugikan demokrasi Indonesia.
"Terungkapnya kasus penyebar kebencian Saracen menjadi bukti adanya pihak-pihak yang memberi order dan bertujuan apa," ujar Ari kepada JPNN, Jumat (22/9).
BACA JUGA: Pilpres Tinggal 2 Tahun Lagi, Kombatan Bersiap Dukung Jokowi
Menurut Ari, bagi masyarakat yang pintar, informasi hoaks mungkin tidak berdampak apa-apa. Karena biasanya mencari sumber-sumber lain yang lebih terpercaya ketika menerima sebuah informasi miring. Kemudian membandingkan dan akhirnya menarik sebuah kesimpulan.
Berbeda dengan masyarakat yang memiliki tingkat pemahaman yang belum begitu baik. Biasanya lebih mudah diperdaya dengan informasi hoaks.
BACA JUGA: Pak Jokowi Ingin Kalahkan Prabowo Lagi? Ini Saran Bang Emrus
Kondisi ini cukup mengkhawatirkan karena kemungkinan jumlah masyarakat dari kelompok ini lebih banyak dari masyarakat yang pintar menggunakan media sosial.
"Bagi masyarakat yang pintar tentu informasi hoaks tidak berdampak. Tapi bagi masyarakat yang kurang paham maka informasi tersebut sangat menyesatkan dan akan menguntungkan kubu yang anti Jokowi," pungkas Ari.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra Godok Cawapres Prabowo, Begini Kombinasinya
Redaktur & Reporter : Ken Girsang