Gay di Bintan Bunuh Pasangannya karena Sakit Hati

Sabtu, 20 Oktober 2018 – 20:17 WIB
Pelaku pembunuhan ditangkap polisi. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, BINTAN - Polisi resmi menetapkan Julianto sebagai tersangka atas meninggalnya, Kardianus Rinyuang, 21, Kamis (18/10) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.

Kepada penyidik Julianto mengaku membunuh pasangan gay-nya itu dengan cara menjerat lehernya dengan lilitan tali di rumahnya di Kampung Kolong Enam RT 001 RW 022 Kelurahan Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur.

BACA JUGA: 2 Orang Dibekuk Terkait Pembunuhan Sekeluarga di Deliserdang

"Iya sudah kita tetapkan tersangka," kata Kanit Reskrim Polsek Bintan Timur Ipda Muhammad Fajri Firmansyah, Jumat (19/10).

Penetapan tersangka terhadap Julianto karena didasari beberapa kecurigaan. Di antaranya keterangan Julianto dan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) berbeda.

BACA JUGA: Terdakwa Pembunuhan Sekeluarga di Aceh Dituntut Hukuman Mati

Selain itu, pihaknya juga menemukan bercak darah di TKP. Bercak darah ini menjadi petunjuk untuk mengungkap kasus ini.

Tidak hanya itu, lanjutnya, Jumat (19/10) pagi Julianto mengaku telah menghabisi nyawa Kardianus. Hal ini dikuatkan hasil forensik dari dokter forensik Biddokkes Polda Kepri.

BACA JUGA: Satu Persatu Jasad Korban Penculikan Ditemukan di Sungai

"Dia habisi Kardianus karena jengkel. Kardianus selalu marah-marah dan selalu merasa Kardianus menumpang di rumah Julianto dan selalu merepotkan Julianto. Karena Julianto yang antar jemput Kardianus dari tempat kerja Kardianus," jelas dia.

Pengakuan Julianto mematahkan motif asmara meski keduanya memiliki hubungan yang tidak biasa alias sesama jenis.

Namun dia tak mematahkan bahwa tersangka dan korban memiliki hubungan sesama jenis alias gay. Hal ini dipastikan dari banyak chat mesra antara tersangka dan korban.

"Di sana juga ada chat bahwa korban dan tersangka telah melakukan hubungan badan," kata dia.

Bagaimana Julianto menghabisi nyawa Kardianus? Julianto mengambil tali tambang dari sumur belakang rumah lalu dia masuk kembali untuk menghabisi nyawa Kardianus.

Saat itu Kardianus masih dalam kondisi duduk dan pingsan usai dijerat tali tambang. Kemudian Julianto membawa Kardianus dengan memeluknya dari depan ke samping teras rumah.

Di sanalah, Julianto mengikatkan tali tambang ke leher Kardianus dengan kayu atap rumah sampai akhirnya Kardianus meninggal dunia.

"Jadi diikatkan leher korban dengan atap kayu rumah seolah-olah menyamarkan bahwa korban bunuh diri dan kalau dilihat orang bahwa korban benar benar bunuh diri namun kenyataannya korban dibunuh," kata dia.

Usai dibunuh, Julianto meminta bantuan tetangganya, Jejen untuk membawa Kardianus ke klinik antam. Di klinik tersebut, dokter menyatakan Kardianus sudah meninggal dunia. Akhirnya dibawa ke IGD RSUD Kabupaten Bintan.

Diberitakan sebelumnya, Kardianus ditemukan oleh teman sekamarnya Julianto dengan kondisi telungkup dengan lilitan tali di lehernya.

Dari pengakuan Julianto sebelumnya dia membantu Kardianus membaringkannya dan melepas lilitan tali di leher Kardianus.

Dari pengakuan Julianto, detak jantung Kardianus masih ada. Kemudian Julianto meminta bantuan tetangga sebelahnya Jejen.

Julianto dan Jejen membawa Kardianus ke klinik namun tutup. Kemudian mereka membawa Kardianus ke IGD RSUD Bintan di Kijang.

"Pihak rumah sakit menyatakan Kardianus telah meninggal dunia," kata Fajri menyampaikan pihaknya baru menerima laporan usai korban dibawa ke rumah sakit. (met)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Muhajir Tewas Dibunuh, Istri dan Anaknya Belum Ditemukan


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler