Gayus Tetap Tajir meski Dimiskinkan

Rabu, 21 Maret 2012 – 09:20 WIB

JAKARTA--Mantan PNS Ditjen Pajak kembali menyita perhatian dengan rekening gendutnya. Nilainya mencapai puluhan miliar rupiah, padahal jabatannya hanya golongan III.

"BARANG bukti nomor 1 sampai 32 dirampas untuk negara," ujar ketua majelis hakim Ugo saat memvonis Gayus Tambunan di Pengadilan Tipikor, 1 Maret lalu. Itu berarti harta yang diperoleh Gayus dari praktik korupsi mulai rumah di Gading Park View Kelapa Gading, uang Rp 74 miliar, sejumlah mobil, hingga logam mulia harus dirampas untuk negara.

Meski belum inkracht atau berkekuatan hukum, muncul secercah harapan bahwa Gayus akan dimiskinkan demi rasa keadilan. Kemewahan yang dikumpulkan secara ilegal selama menjadi pegawai Ditjen Pajak akan hilang. Diharapkan langkah itu bisa menjadi shock therapy agar para koruptor tidak lagi berbuat tercela seperti itu.

Namun, kenyataan berkata lain. Tidak ada yang berbeda dari keluarga Gayus sebelum dan sesudah vonis dijatuhkan majelis hakim. Mereka tidak menganggap bakal dimiskinkan. Perilaku layaknya orang kaya yang konsumtif tetap melekat. Malah, istri Gayus, Milana Anggraeni, dikabarkan telah membeli mobil mewah baru. "Dengar-dengar mereka baru beli Toyota Crown lho," ujar seseorang yang hampir tiap hari bertemu Milana.

Perempuan yang namanya tidak mau disebutkan itu lantas menyarankan kepada Jawa Pos untuk datang pagi-pagi saat jam sekolah kalau ingin bertemu Milana. Sebab, dia selalu mengantarkan anaknya sekolah.

Meski demikian, dia tidak menjamin bahwa Milana bakal buka mulut. Sebab, dia tahu ketika ada beberapa wartawan yang datang ke rumah Gayus untuk wawancara. Namun, mereka harus gigit jari karena tidak ada orang atau hanya ditemui pembantu rumah itu.

Memang benar, saat mencoba berkunjung di rumah mewah Blok ZE 6 Nomor 1 itu Jawa Pos hanya ditemui seorang pembantu. Perempuan berumur sekitar 19 tahun itu memastikan majikannya ada di rumah. "Ibu ada, tunggu sebentar," katanya.

Di dalam terdengar suara tangis anak kecil. "Siapa," ujar Milana dengan suara keras yang terdengar sampai teras dengan hiasan gantung dari kayu bertuliskan welcome itu. Sekitar 10 menit menunggu, pembantu itu keluar lagi.

"Maaf Mas, sudah ada janji atau belum ya" Dari mana tadi?" katanya.

Setelah Jawa Pos mengaku sebagai wartawan yang ingin wawancara, pembantu berseragam pink ini masuk lagi. Tak sampai tiga menit dia keluar lagi. "Ibu tak bersedia, Mas. Maaf ya," katanya.

Saat Jawa Pos meninggalkan rumah yang garasi mobilnya disulap menjadi arena bermain anak-anak itu, tampak Milana mengintip dari jendela rumah lantai dua. Dia terus mengawasi untuk memastikan koran ini benar-benar sudah pergi dari rumahnya.

Nah, di rumah tersebut tidak tampak tanda-tanda bakal segera ditinggalkan oleh di empunya meski pengadilan sudah memutuskan untuk disita. Entah terlalu percaya diri bahwa rumah itu bakal tidak disita atau apa, yang pasti tidak ada perubahan apa pun. Perabot, termasuk aksesori, masih tertata apik di ruang tamu.

Hanya tampak Toyota Altis dengan nomor polisi B 9 GHT yang parkir di depan rumahnya. Sedangkan mobil Honda Jazz dan Ford Everest yang disebut hakim harus disita tidak tampak.

Gayus memiliki empat pembantu. Per orang digaji Rp 1,5 juta per bulan. "Dia juga baru saja membeli kucing angora dan kucing persia. Mahal lho itu," kata sumber Jawa Pos.

Wiyono, satpam Kompleks Gading Park View, mengatakan, meski vonis sudah dijatuhkan oleh pengadilan Tipikor, belum ada tindakan apa pun terhadap keluarga Gayus. Rumah yang kini dihuni Milana dan anak-anaknya juga belum disegel. "Dulu ada dari penyidik Mabes Polri sekitar akhir 2010, tapi sudah dilepas," jelasnya.

Dia masih ingat saat itu diminta oleh penyidik untuk menjadi saksi penempelan segel. Tidak tampak di depan karena segel tersebut oleh penyidik diletakkan di dalam rumah.

Wiyono menjelaskan, sebenarnya wartawan dilarang mendekati rumah Gayus karena dilarang polisi dan ada warga yang keberatan. Jawa Pos lantas mendatangi taman kanak-kanak (TK) tempat anak Gayus di kawasan Apartemen Mediterania, Kelapa Gading.

Sayang, para guru enggan memberikan komentar dengan alasan tidak mau mencampuri urusan wali murid. Dia hanya menjelaskan bahwa saat itu Milana tidak ke sekolah karena anaknya juga tidak masuk.

Wali murid yang mengaku teman Milana mengatakan, bukan hal aneh kalau anak kedua Gayus itu tidak masuk sekolah. Sebab, kalau mood-nya jelek dan tidak mau sekolah, ibunya langsung mengabulkan. "Anaknya sendiri moody, gampang berubah mood-nya," tutur perempuan yang namanya enggan dikorankan itu.

Ditanya tentang apakah ada perubahan Milana setelah suaminya divonis pengadilan, dia mengatakan tidak. Bahkan, baru-baru ini Milana membeli stroller (kereta bayi) untuk bayi kembarnya. Dari cerita yang dia dengar, harga kereta itu cukup mahal, mencapai jutaan rupiah.

Belakangan Milana juga rajin ikut seminar parenting. "Beberapa lalu di kawasan TB Simatupang, seharian penuh. Ini bentar lagi juga ada," katanya. Seusai sekolah biasanya Milana dan anaknya hang out di Mall Kelapa Gading. "Mereka sering main di Lollypop Playsland tempat anak-anak di lantai dua," katanya. (dim/c2/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkumham Siap Hadapi Interpelasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler