Gebrak Meja dan Membentak, Nasir Demokrat Usir Dirut Inalum dari Rapat DPR

Rabu, 01 Juli 2020 – 22:38 WIB
Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat (PD) M Nasir. Foto: dpr.go.id

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR M Nasir mengusir Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau MIND ID Orias Petrus Moedak saat rapat kerja dengan Holding Tambang BUMN, Selasa (30/6).

Tensi rapat menjadi tinggi saat Nasir yang juga anggota Fraksi Partai Demokrat itu menanyakan kepada Orias ihwal utang Inalum untuk pengambilalihan 41,64 persen saham PT Freeport Indonesia.

BACA JUGA: Politikus Demokrat Nasir Digarap KPK soal Kasus Suap

Namun, ternyata Inalum berencana menambah utang. "Saya minta Pak Dirut (jelaskan) utang pembelian 41 persen ini kapan selesai dibayar,"  kata Nasir.

Orias menjelaskan pembayaran utang itu terbagi dalam beberapa tenura, yakni 3, 5, 10 hingga 30 tahun. Jawaban itu membuat Nasir tidak puas.

BACA JUGA: Jika Diserang, Demokrat Janji Bela Nasir

"Jadi, sampai 30 tahun kalau perusahaan ini lancar baru selesai. Kalau kita mati, tak selesai nih barang, ganti lagi nanti dirut yang lain, lain lagi polanya," ucap Nasir.

Karena itu, Nasir mengaku agak galau mendengar ada rencana mau utang lagi. Menurutnya, hanya ada dua hal dari risiko berutang, jika usaha lancar berarti bagus untuk pengembaliannya.

BACA JUGA: NCB Baru

"Kalau barang ini tidak lancar, disitalah barang ini. Ini urusan utang," katanya.

Saudara mantan Bendahara Umum Partai Demokrai (PD) M Nazaruddin itu mengaku khawatir bahwa tiga anak perusahaan yang tergabung di bawah Inalum hanya dijadikan sepakai penopang utang. “Maka saya minta data detail mana?” kata Nasir. 

Orias lalu menyahut Nasir. "Akan disampaikan, Pak," tegasnya.

Debat pun tak terelakkan. Nasir dengan nada tinggi meminta Orias keluar dari ruang rapat.

“Kalau Bapak sekali lagi seperti ini, saya suruh Bapak keluar dari ruangan ini," kata Nasir. 

Orias langsung menjawab permintaan Nasir. "Kalau Bapak suruh saya keluar, (atas) izin pimpinan saya keluar," ujar Orias.

"Bapak bagus keluar, karena tidak ada gunanya Bapak rapat di sini. Anda bukan buat main-main DPR ini, tahu?!” kata Nasir sambil menggebrak meja.

"Saya bukan buat main-main, Pak," jawab Orias.

"Anda bukan main-main di sini," timpal Nasir. Namun, dijawab lagi oleh Orias. "Saya tidak main-main," katanya.

Nasir lantas mengingatkan Orias agar membawa bahan lengkap untuk rapat dengan DPR. "Enak betul Anda di sini. Siapa yang taruh Anda kayak begini? Percuma negara taruh yang kayak begini," ujar legislator dari Riau itu.

Orias kembali menyahut Nasir. "Saya diundang, saya datang," tegasnya.

Lalu, nada bicara Nasir kembali meninggi.  “Jabatan anda itu mempertaruhkan negara ini. Kalau Anda tidak senang di sini, Anda keluar," kata dia.

Nasir menegaskan bahwa BUMN adalah milik negara. Karena itu, dia meminta penjelasan dan bahan detail terkait langkah perusahaan.

"Kamu pikir negara utang siapa yang mau bayar? Kamu? Enak betul kamu ngomongnya. Saya (minta) pimpinan kalau ada orang begini lagi tidak usah ikut rapat, suruh wakilnya saja. Bila perlu suruh menterinya yang datang kemari. Tidak perlu lagi. Saya minta kalau ada orang seperti ini gak usah lagi rapat di Komisi VII," ungkap Nasir.

Selanjutnya, Nasir akan meminta Menteri BUMN Erick Thohir mengganti Orias. Dia akan mengirim surat secara pribadi kepada Erick.

"Nanti saya juga bicara dengan Fraksi Demokrat. Saya akan kirimkan ke Pak Erick sebagai menteri BUMN," katanya.

"Izin pimpinan. Saya minta kalau dia bilang seperti itu tadi, keluarkan saja dari ruang rapat ini. Karena dia yang minta dikeluarkan. Dan  saya akan menyurati Pak Erick Thohir untuk mengganti orang ini," kata Nasir dalam rapat yang dipimpin Wakil Ketua Komisi VII DPR Alex Noerdin itu.(boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler