Gebuki Uwak Hingga tak Bernapas Lagi, Lantas Bunuh Diri

Sabtu, 08 April 2017 – 00:44 WIB
Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com, TASIKMALAYA - Usup (48) yang mengidap penyakit gangguan jiwa, kemarin (7/4) mengamuk.

Ojik (80) dan Sanah (70) warga Kampung Suniabana RT 02 RW 04 Desa Mulyasari Kecamatan Salopa Kabupaten Tasikmalaya menjadi korbannya.

BACA JUGA: Siswi Coba Bunuh Diri, Guru Bantah Lakukan Intimidasi

Akibatnya, Ojik, yang juga uwaknya Usup meninggal dunia setelah dipukul beberapa kali di bagian belakang kepalanya.

Sedangkan Sanah kritis. Dia menjalani perawatan di RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya.

BACA JUGA: Unggah Kecurangan USBN, Siswi SMK Nyaris Bunuh Diri

Kapolsek Salopa AKP Ai Hidayat SIP mengatakan kronologi pembantaian itu.

Pukul 05.00 awalnya Usup membawa pisau pamit kepada istrinya. Dia mau buang air besar ke jamban tak jauh dari rumahnya.

BACA JUGA: Mahasiswa Akuntasi Terjun dari Lantai 7, Innalillahi...

Pada pukul 07.00, Usup kembali ke rumahnya. Di perutnya ada luka tusuk.

Pengakuanya, itu akibat tertusuk pisaunya karena dia jatuh saat kembali ke rumah.

Kemudian pukul 09.00 luka di bagian perut Usup dijahit petugas kesehatan dari Puskesmas Pembantu (Pustu) Salopa.

Namun tak berselang berapa lama usai dijahit luka di bagian perutnya oleh petugas kesehatan, penyakit gangguan jiwanya kambuh.

Pukul 10.00, Usup ke luar rumah dengan membawa pipa besi dengan panjang 90 centimeter dan langsung menuju rumah pamannya dan bibinya, H Ojik (80) dan Sanah (70) sekitar 400 meter dari rumahnya.

Saat Usup tiba di rumah korban, ketika itu Ojik tengah mengaji dan istrinya Sanah sedang di dapur. Tak berselang lama pelaku langsung memukul dan menganiaya Ojik.

“Usup memukul bagian belakang kepala Ojik dengan pipa besi tersebut beberapa kali sampai korban meninggal di lokasi,” ujarnya saat dihubungi kemarin (7/4).

Usai memukul Ojik, kata Ai, kemudian Usup menganiaya dan memukul bagian belakang kepala Sanah sampai tidak sadarkan diri.

Beruntung nyawa Sanah masih bisa diselamatkan dan langsung dibawa ke Unit Pelayanan Teknis (UPT) Puskesmas Salopa dan kemudian dirujuk ke RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya.

Usai menganiaya paman dan bibinya, Usup meninggalkan kedua korban begitu saja.

Di tengah perjalanan pulang ke rumahnya Usup merusak kaca rumah milik warga lain pakai pipa besi.

Selain itu Usup merusak pom mini, kaca mobil dan televisi milik warga memakai pipa besi tersebut.

“Ketika itu warga tidak bisa apa-apa karena takut melihat penyakit gangguan jiwa Usup kambuh,” terang kapolsek.

Menurut Ai, masyarakat memang geram dengan perilaku Usup, dan sempat ingin menangkapnya namun takut karena membawa pipa besi.

Tiba di rumah Usup malah bunuh diri meminum cairan pembasmi rumput merek round up.

Setelah meminum racun Usup sempat ke luar rumah dan di luar sudah banyak warga yang berkerumun.

Beberapa langkah Usup ke luar kemudian dia jatuh dan tak sadarkan diri kemudian mulutnya mengeluarkan busa akibat reaksi cairan pembasmi rumput yang diminumnya.

“Kemungkinan Usup bunuh diri karena takut oleh masyarakat yang akan menangkapnya, namun warga juga agak takut dengan pipa besi yang dibawa pelaku,” beber perwira pertama ini.

Setelah kejadian tersebut, kemudian pihak kepolisian dari tim inafis Polres Tasikmalaya dan Reskrim Polsek Salopa datang ke lokasi setelah shalat Jumat.

Jasad Usup dan Ojik kemudian disidik jari dan diperiksa oleh Tim Inafis Polres Tasikmalaya.

Setelah selesai diperiksa kemudian dari pihak keluarga korban dan pelaku menolak untuk diotopsi.

Karena keduanya adalah saudara, sebagai paman dan keponakan, akhirnya masyarakat juga sadar dan tidak mempermasalahkan kejadian tersebut.

Akhirnya sekitar pukul 15.00 kedua jenazah Ojik dan Usup dimakamkan di tempat pemakaman umum di Kampung Suniabana Desa Mulyasari.

”Polisi amankan barang bukti berupa pipa besi dan sisa cairan pembasmi rumput merk ron-up,” ujar Ai.

Kepala Desa Mulyasari Kecamatan Salopa Erun Saherun mengungkapkan kejadian penganiayaan dan pembunuhan yang dilakukan Usup terjadi pukul 10.00 atau sebelum salat Jumat.

“Warga tidak ada yang tahu sebelumnya Usup memukul dan menganiaya Ojik dan Sanah yang hanya berdua tinggal di rumahnya,” ujarnya.

Posisi rumahnya memang agak berjauhan dengan rumah warga lainnya.

Kejadiannya sendiri berlangsung singkat. Setelah Usup ke luar rumah warga curiga Ojik dan Sanah menjadi sasaran amukan Usup.

Masyarakat kemudian melihat ke rumah Ojik dan Sanah, setelah Usup keluar dan berjalan pulang ke rumahnya sambil merusak kaca rumah milik warga.

Ketika Usup merusak kaca rumah warga, kata dia, masyarakat tidak bisa apa-apa karena takut penyakit gangguan jiwa Usup kambuh. Terlebih, dia membawa pipa besi.

“Warga kemudian berkerumun di depan rumah Usup karena geram dengan perilaku Usup, namun anehnya tidak berselang lama Usup malah meminum cairan obat rumput,” terangnya.

Warga, kata dia, hanya melihat di luar, setelah itu Usup ke luar dengan mulut berbusa dan jatuh langsung meninggal di depan rumahnya.

Menurutnya, warga tidak mempermasalahkan kejadian tersebut dan pihak keluarga korban dan pelaku pun tidak ingin diotopsi.

Kemudian jasad Ojik dan Usup dimakamkan di pemakaman umum di Kampung Suniabana. ”Sudah dimakamkan dua-duanya oleh keluarganya,” ujarnya.

Menurut Erun, kondisi Usup memang tidak selamanya gila. Terkadang pria yang bekerja serabutan juga sadar dan normal.

“Namun ketika kambuh sering merusak fasilitas rumah warga,” ujarnya.

Usup sudah satu tahun mengidap gangguan jiwa. Dia mempunyai dua anak dan satu orang istri. Menurut Erun, Usup gila akibat permasalahan keluarga.

“Waktu sebelum gangguan jiwa, anak perempuannya ingin pergi ke luar negeri untuk menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW). Untuk membantu ekonomi keluarganya. Namun keinginan anaknya tersebut tidak jadi, dan membuat kondisi kejiwaan Usup terganggu, dalam satu tahun ini,” ujarnya.

Usup bersama istrinya, kata dia, bekerja sebagai buruh serabutan di Kampung Suniabana. “Memang perekonomiannya kurang,” bebernya.

Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Puskesmas Salopa Irwan mengatakan Sanah, istri Ojik yang luka berat di belakang kepalanya terlebih dulu diperiksa dan dirawat di UPT Puskesmas Salopa.

Setelah lukanya dijahit (20 jaitan), kemudian Sanah dirujuk ke RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya.

”Untuk dirawat intensif karena kondisi Sanah cukup kritis,” paparnya. (dik)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Geger! Mahasiswa Terjun dari Lantai 3 Kampus Perbanas


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler