Gede Sukadana Sindir Kalteng Putra, Punya Tunggakan Gaji Pemain Tetapi Jadi Host Liga 2

Jumat, 17 September 2021 – 23:50 WIB
Ilustrasi - Suporter Kalteng Putra. Foto: Denar/Kalteng Pos

jpnn.com, JAKARTA - Status salah satu tuan rumah penyisihan grup Liga 2 2021 yang menjadi milik Kalteng Putra ternyata jadi pertanyaan salah satu mantan pemainnya, I Gede Sukadana.

Pemain yang kini membela PSMS Medan tersebut mengaku terkejut karena meskipun masih memiliki tunggakan gaji, ternyata klub itu bisa jadi tuan rumah Liga 2 2021.

BACA JUGA: Menpora Amali Soroti Tunggakan Gaji Eks Pemain Kalteng Putra

Sejatinya, bukan Kalteng Putra saja yang jadi tuan rumah. Ada Sriwijaya FC dengan Stadion Jakabaring di Palembang. Kemudian Dewa United dengan Stadion Madya di Jakarta dan Persis Solo dengan Stadion Manahan di Solo yang jadi host penyisihan grup.

Gede Sukadana yang merasa diperlakukan tidak profesional sampai hari ini oleh Kalteng Putra pun bereaksi dengan keras di media sosialnya.

BACA JUGA: Liga Belum Jelas, Kalteng Putra FC Bilang Begini Soal Pemain

Dia menyindir Kalteng Putra yang belum membayar dua bulan gaji para pemainnya di musim 2019 lalu.

"Kuat juga ya, belum lunas sudah mau tiga tahun, bisa tuan rumah," katanya, melalui Instagram Story-nya.

Pemain asal Pulau Dewata itu juga melontarkan pertanyaan tentang keseriusan Kalteng Putra jadi tuan rumah, apakah memiliki dana atau tidak untuk melaksanakan kewajiban sebagai host.

Pantas saja dia bertanya-tanya, karena dalam syarat dari PT LIB yang beredar bahwa klub yang jadi tuan rumah harus menanggung seluruh biaya pertandingan. Di dalamnya termasuk biaya transportasi lokal untuk peserta.

Saat dikonfirmasi, Gede menjelaskan Kalteng Putra memang memiliki utang kepada eks pemain. Bahkan, Tim asal Palangka Raya itu sudah diputus oleh NDRC (National Dispute Resolution Chamber) harus melunasi tunggakan gaji kepada 26 pemainnya setelah putusan. Nyatanya, sampai hari ini belum lunas.

"Para pemain kaget, kok bisa ya mereka jadi tuan rumah. Berarti ada duit kan, kenapa kewajiban kepada kami belum diselesaikan. Padahal kami (pemain, red) menang sidang di NDRC," tuturnya.

Sebelumnya, tunggakan gaji itu mau dibayar dengan cara dicicil, namun pemain menolak karena keputusan yang diberikan oleh NDRC tegas, bahwa tunggakan yang sudah bertahun-tahun itu harus dibayar lunas.

"Pemain asing juga sampai tanya ke saya, kalau dihitung itu sekitar Rp 1 miliar lebih sepertinya karena semua pemain belum dibayarkan," tandasnya.(dkk/jpnn)


Redaktur : Friederich
Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler