Gedung Kesyahbandaran, Zaman Belanda hingga Kini

Selasa, 04 April 2017 – 23:37 WIB
IKON TEPI LAUT: Gedung Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak yang masih terlihat kokoh dan megah meski usianya sudah puluhan tahun. Foto Andy Satria/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Dari sekian banyak bangunan bersejarah yang sudah dibangun puluhan hingga ratusan tahun lalu, ada sedikit cerita di balik berdirinya bangunan megah di ujung utara Kota Surabaya, Jawa Timur.

Yaitu Gedung Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak atau yang juga disebut Gedung Administrasi Pelabuhan (Adpel). Fungsi gedung ini tetap sama dari sejak berdirinya hingga saat ini.

BACA JUGA: Wakil Dekan Rayu Cowok di Tempat Sauna, Sempat Mengelak setelah Korban Berteriak

==========================
Ibnani Yazin - Radar Surabaya
==========================

Gedung yang berada di pinggir laut itu dari kejauhan sudah tampak gagah dan megah.

BACA JUGA: OTT KPK, 17 Pejabat BUMN dan Swasta Diamankan

Karena dirawat dan rutin direnovasi, bangunan itu tetap kokoh, walaupun usianya sudah sangat lama dan menjadi salah satu ikon tepi laut Kota Pahlawan.

“Dari zaman dahulu berdiri, gedung ini digunakan untuk memantau keluar masuknya kapal dan juga untuk keadministrasian pelabuhan,” ucap Kepala Sub Bagian Kepegawain Umum dan Humas Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak, Ferry Agus Satrio, Senin (3/4).

BACA JUGA: Istri Selingkuh, Cinta Berlabuh ke Adik Ipar

Dalam kegiatan sehari­hari, bangunan peninggalan kolonial Belanda ini masih digunakan menyangkut aktivitas pelabuhan.

Semenjak bangunan kuno ini didirikan hingga sekarang gedung ini memiliki fungsi yang sama, dan memang sengaja tidak dirubah bentuk maupun fungsinya.

Terkait berdirinya bangunan megah dengan dua lantai tersebut, tidak ada data konkrit.

Sejak tahun kapan bangunan tersebut didirikan oleh masa pemerintahan kolonial Belanda tidak ada dokumen yang menyebutkan.

“Terkait pastinya saya kurang tahu, yang pasti pada masa penjajahan Belanda,” ucap Ferry.

Bukan hanya sebagai kantor adminstrasi pelabuhan saja, gedung kuno tersebut juga menjadi saksi bisu terkait tumbuh dan berkembanganya perdagangan yang ada di Surabaya.

Terutama perdagangan yang melalui jalur perairan laut. Dengan memanfaatkan menara yang berada tepat di atas bangunan dua lantai tersebut, gedung yang beralamatkan di Jalan Kalimas Baru Nomor 126 ini juga menjadi bangunan penanda atau mercusuar akan adanya pelabuhan di Surabaya.

Kini gedung yang memiliki menara menjulang diatasnya tersebut masih kokoh berdiri persis ditepi laut utara Kota Surabaya.

Tidak ada yang dirubah secara signifikan dari bangunan cagar budaya tersebut.

Beberapa alat kuno, seperti pengatur navigasi di atas tower juga masih utuh dan terawat rapi, meskipun sudah tidak berfungsi.

Beberapa besi penyangga tali ditepi laut, yang juga terhitung kuno juga masih utuh dan masih difungsikan sebagaimana mestinya. (nur)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dicurigai Penculik Anak, Perempuan Ini Dibogem Warga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Histori   Surabaya  

Terpopuler