Gedung Mahakam Training Center Raih Sertifikasi Green Building

Rabu, 25 Agustus 2021 – 17:30 WIB
Green Building milik Pertamina Hulu Mahakam. Foto: Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - Gedung Mahakam Training Center (MTC) PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) resmi memperoleh sertifikat Green Building (gedung ramah lingkungan) yang diberikan oleh EDGE (Excellence in Design for Greater Efficiencies) pada 22 Juli 2021 lalu.

Gedung tersebut termasuk dalam zona 8 Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina.

BACA JUGA: Pertamina dan PTPN III Bersinergi Reduksi Emisi Karbon 70 Ribu Ton Per Tahun Lewat PLTBg

Fasilitas yang berada di Lapangan SPS (Senipah Peciko South Mahakam), di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara ini, merupakan pusat kegiatan pelatihan bagi pekerja dan mitra PHM, dan memiliki kelas-kelas dengan kapasitas 20 orang/kelas.

Di tiap kelasnya terdapat fasilitas-fasilitas utama yang mendukung penghematan sumber daya dan lingkungan.

BACA JUGA: Pertamina Hulu Rokan Potong Waktu Pengeboran Jadi Lebih Cepat

General Manager PHM, Agus Amperianto, menjelaskan bahwa para Perwira (pekerja) di Lapangan SPS dan jajaran manajemen PHM berkomitmen untuk memastikan operasi migas yang peduli terhadap aspek keberlanjutan lingkungan seperti yang ditunjukkan dengan diraihnya sertifikasi Green Building pada gedung penunjang ini.

“Pencapaian Green Building Gedung MTC merupakan wujud komitmen dan upaya PHM dalam melakukan penghematan energi dan air, serta penggunaan material ramah lingkungan,” kata Agus.

BACA JUGA: UMK Go Global: Pertamina Beri Strategi Ciptakan Peluang Ekspor Produk Binaanya

Fasilitas pertama adalah Variable Refrigerant Volume (VRV) yaitu sistem pendinginan pada AC dengan menggunakan jalur pipa dan kompresor inverter.

VRV mampu meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas dalam pengaplikasian pendinginan tata udara sehingga menghemat konsumsi energi hampir 30 persen.

Penggunaan AC VRV ini juga mampu menghemat penggunaan energi pada gedung MTC hingga 11,8 persen, maka penghematan keseluruhan dengan menggunakan sistem ini dapat mencapai 29 persen sesuai dengan persyaratan sertifikasi green building oleh EDGE minimal sebesar 20 persen.

Fasilitas kedua adalah Solar Photovoltaics yang berfungsi sebagai pembangkit listrik dengan energi tenaga surya.

Digunakannya solar photovoltaics di gedung MTC maka terjadi substitusi sumber listrik yang semula menggunakan listrik dari pembangkit berbahan bakar gas menjadi listrik dari energi terbarukan.

Sementara itu, Site Manager Lapangan SPS, Herry Junaedy, menerangkan bahwa pemakaian Solar Photovoltaics mempengaruhi efisiensi air dan efisiensi energi yang dikontribusikan oleh Gedung MTC ini.

“Sebagai green building, Gedung MTC dapat mendukung penurunan penggunaan bahan bakar gas sebesar 4,79 x 10-6 MMSCF dari substitusi sumber listrik yang memasok gedung MTC yang semula menggunakan turbin generator menjadi Solar Panel. Hal tersebut memberikan dampak pada lingkungan berupa penurunan emisi udara sebesar 7,45x10-8 Ton Co2 eq,” jelas Herry.

Fasilitas ketiga adalah Water Efficient Urinals yang memiliki fungsi penghematan air karena meminimalkan flushing dari setiap penggunaannya. Tujuan penggunaan water efficient urinals adalah melakukan efisiensi terhadap penggunaan air pada gedung MTC, sehingga efisiensi air mencapai 20 persen sesuai dengan persyaratan pada sertifikasi green building berdasarkan EDGE.

PHM dan anak perusahaan lainnya di lingkungan Regional Kalimantan Subholding Upstream lainnya terus melakukan berbagai upaya untuk menjalankan operasi migas yang selamat dan ramah lingkungan sebagai komitmen perusahaan dalam menghasilkan energi bagi Indonesia dan memelihara lingkungan hidup yang menjadi investasi masa depan generasi selanjutnya. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler