Gedung Putih Rekomendasikan Masker, tetapi Donald Trump Ogah Memakainya

Sabtu, 04 April 2020 – 09:32 WIB
Presiden Amerika Donald Trump. Foto: AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) merekomendasikan penggunaan masker secara sukarela demi mencegah penularan virus corona. Namun, Presiden AS Donald Trump yang merekomendasikan pemakaian masker justru mengaku tak akan mengenakannya.

Dalam jumpa pers di Gedung Putih, Washington, Jumat (3/4) Trump menegaskan bahwa rekomendasi penggunaan masker itu bukan untuk menggantian kebijakan social distancing yang diyakini sebagai kunci dalam menekan penyebaran wabah corona. Kini pandemi global itu telah menjangkiti 277.161 orang di AS, serta merenggut 7.392 jiwa.

BACA JUGA: Donald Trump: Situasi Dua Pekan Mendatang Sangat Menyakitkan

Wabah itu telah merenggut jiwa warga AS lebih banyak ketimbang serangan teroris ke New York pada 11 September 2001. Trump mengatakan, pengunaan masker murni secara sukarela.

“Anda bisa mengenakannya, Anda tidak harus memakainya. Saya memilih tidak mengenakannya, tetapi orang-orang mungkin ingin melakukannya dan tidak apa-apa,” ujar Trump.

BACA JUGA: Virus Corona Merajalela, Putin Telepon Donald Trump

Saat ditanya tentang alasan di balik keputusan itu, Trump langsung menyinggung soal pertemuan penting. “Ketika saya menyambut para presiden, perdana menteri, diktator, raja, ratu… saya tidak melihatnya untuk diri sendiri,” katanya.

Walakin, Pemerintah AS menggunakan Undang-Undang Produksi Pertahanan untuk mengamankan pasokan alat pelindung diri (APD). Tujuannya adalah menghindari penimbunan, permainan harga, sekaligus mencegah ekspor APD yang sangat dibutuhkan ketika AS menghadapi pagebluk corona.

BACA JUGA: Kabar Baik, Ada Obat yang Diyakini Manjur untuk Pasien Corona

Penasihat Urusan Perdagangan Gedung Putih Peter Navarro mengatakan bahwa penggunaan UU Produksi Pertahanan untuk menindak para pialang di pasar gelap yang memborong masker maupun APD, serta mencegah distributor mengekspornya ketimbang memenuhi kebutuhan dalam negeri.(reuters/ara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler