jpnn.com, JAKARTA - Temuan dua kasus Corona di Depok, membuat warga panik. Selain memborong masker dan sabun antiseptik, para tukang jamu juga jadi incaran warga.
Pasalnya, sesuai riset Prof Nidam dari Universitas Airlangga, virus Corona bisa dilawan dengan ramuan mpon-mpon. Ramuan mpon-mpon ini terdiri dari jahe, temulawak, kunyit, kayu manis, dan sereh.
BACA JUGA: Harga Masker Melambung, Nafa Urbach: Bagaimana Rakyat Kecil Bisa Membeli?
Cara membuatnya digodog direbus jadi satu dan supaya enak ditambah gula merah sedikit. Menurut Prof Nidam meskipun ada yang terinfeksi virus corona tetapi bila digempur tiap hari dengan minum ramuan mpon-mpon akan mengurangi dampaknya.
Bagi yang sehat, sebaiknya rutin tiap hari minum ramuan mpon-mpon untuk daya tahan tubuh.
BACA JUGA: Menkes Terawan Anggap Masker Tidak Menyelesaikan Masalah Corona
"Informasi itu saya sebar ke semua langganan dan banyak yang pesan," kata Sri Lestari, tukang jamu keliling yang tinggal di kawasan Meruyung, Depok kepada JPNN.com, Rabu (4/3).
Sri yang juga nyambi sebagai tukang lulur dan pijat ini mengaku tiap harinya menerima lebih dari 250 botol per hari sejak ada informasi antisipasi Corona.
BACA JUGA: Jangan Sebarkan Identitas Pasien Virus Corona!
Meski banyak pembeli, Mba Sri, sapaan akrabnya, menjual dengan harga standar Rp25 ribu per botol. Tadinya Rp 20 ribu per botol, tetapi mendadak jahe merah dan temulawak naik harganya.
"Yang paling mencolok temulawak ya. Kalau jahe merah kan memang mahal. Lah temulawak dijual mahal juga karena tahu bisa jadi ramuan untuk penangkal Corona," tuturnya.
Dia menambahkan, setiap hari orderan ramuan mpon-mpon terus bertambah. Lantaran, banyak disebar lewat mulut ke mulut.
"Pelanggan saya kan banyak yang kerja, jadi tidak ada waktu bikin mpon-mpon. Nah teman-temannya di kantor juga pesan. Makanya alhamdulilah beberapa hari ini orderan makin banyak saja," terangnya.
Walaupun ketiban rezeki, ibu dua anak ini berharap wabah Corona segera berakhir. Sebab, aktivitas jadi berkurang lantaran takut terkena virus Corona. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad