Gegara COVID-19, Ratusan Pekerja Migran Asal Ethiopia Dibuang di Jalan

Jumat, 17 Juli 2020 – 23:39 WIB
Pekerja migran asal Ethiopia ditelantarkan di jalanan depan Konsulat Jenderal Ethiopia di Beirut, Libanon. Foto: Rebecca Collard/The World

jpnn.com, BEIRUT - Alemtsehay Nasir (32) adalah satu dari ratusan perempuan Ethiopia pekerja domestik di Lebanon yang dipecat majikannya dan sempat telantar di jalanan Beirut akibat terpukul krisis pada masa awal pandemi COVID-19.

Ketika itu, Alemtsehay ditinggalkan di trotoar depan gedung konsulat Ethiopia di pinggiran Beirut, tanpa diberi cara untuk pulang dalam situasi krisis keuangan yang tengah dialami Lebanon.

BACA JUGA: Al Jazerra Bongkar Perlakuan terhadap Pekerja Migran, Malaysia Murka

Menurut Alemtsehay, regulasi ketenagakerjaan Lebanon hanya menawarkan sedikit perlindungan bagi para pekerja migran, sehingga hal paling mungkin yang dapat dia dan rekan-rekannya lakukan adalah berharap pada bantuan agar bisa kembali ke Ethiopia.

"Kami dikeluarkan (dari rumah) dan ditelantarkan begitu saja di jalanan dengan barang-barang bawaan kami. Bahkan sekarang pun, banyak sekali perempuan di jalanan sedang menunggu orang yang datang menolong," kata Alemtsehay kepada Reuters, Jumat (17/7).

BACA JUGA: Tak Bisa ke Luar Negeri, Calon Pekerja Migran Gugat Menteri Ida ke Pengadilan

Berdasarkan data resmi pemerintah Lebanon, Ethiopia menyumbang jumlah pekerja migran terbesar di negara itu.

Alemtsehay akhirnya dapat kembali ke Ethiopia, bersama sekitar 650 perempuan pekerja domestik lain, dalam penerbangan yang diatur oleh Pemerintah Ethiopia dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), yang bergerak di bawah PBB.

BACA JUGA: Pemerintah Diminta Siapkan Roadmap New Normal Untuk Pekerja Migran Indonesia

Ada pula pekerja migran Ethiopia lain --yang menolak disebutkan identitasnya-- yang menceritakan bahwa ia ditelantarkan tanpa gaji maupun paspor, dan bahkan sempat ditahan karena tidak memiliki kartu pengenal apa pun.

Maureen Achieng, ketua misi IOM di Ethiopia, mengatakan bahwa para perempuan Ethiopia masih mendambakan pekerjaan di Lebanon kendati telah banyak terjadi kasus-kasus buruk semacam ini.

"Bahayanya banyak diketahui, namun tidak selalu cukup untuk menjadi penghalang," kata Maureen. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler