jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Forum Literasi Demokrasi Tangerang Selatan Erwin Simbolon menilai Calon Wakil Walikota Tangsel Rahayu Saraswati terlalu berlebihan merespons kritik publik. Menurut Erwin, Saras seharusnya sadar jika keikutsertaannya dalam pesta demokrasi membuat publik akan mengakses kehidupan pribadinya.
“Saya pikir Saraswati terlalu lebay menghadapi munculnya beragam kritik dari masyarakat. Sebagai mantan anggota DPR dan mantan caleg, Saraswati seharusnya sadar sebagai calon pejabat publik, setiap aktivitasnya akan terus dipantau masyarakat,” kata Erwin saat ditemui di kawasan Ciputat, Selasa (27/10).
BACA JUGA: Rahayu Saraswati: Saya Perempuan Bukan Berarti Bisa Dilecehkan
Pernyataan Erwin merespons sikap Saraswati yang dinilai berlebihan menanggapi komentar yang muncul dari masyarakat dari dua foto yang ia unggah di media sosial pribadinya. Kedua foto tersebut yakni terkait aktivitas Saraswati saat lari pagi dengan mengenakan celana super pendek, termasuk foto kehamilannya yang mempertontonkan seluruh bagian perutnya.
“Masyarakat tentu akan mencari tahu dan mengakses setiap rekam jejak calon kepala daerah yang mengikuti Pilkada. Mengenai beragam reaksi yang bermunculan, tentu itu dinamika politik yang harus dihadapi,” ujar Erwin.
BACA JUGA: Rahayu Saraswati Harapkan Pemerkosa di Tangsel Dihukum Seberat-beratnya
Di sisi lain, Erwin juga bingung dengan reaksi Saraswati yang tak terima keduanya fotonya mendapatkan komentar pedas dari warganet.
“Dua foto itu kan yang diposting oleh Saraswati di akun media sosial pribadinya. Ya tentu saja masyarakat akan mengakses dan memberikan penilaian secara personal,” kata Erwin.
BACA JUGA: Rahayu Saraswati Dukung Rencana Anies Hadirkan Bus Listrik di Jakarta
Karenanya, Erwin meminta Saraswati untuk bersikap lebih rileks, jangan tegang. Erwin juga menyarankan pasangan Muhamad itu untuk lebih bijak dan santun dalam berpolitik. Itu akan menarik simpati publik.
“Tidak usah ikut Pilkada kalau mentalnya belum kuat. Pemilih tentu akan mencari tahu rekam jejak dari setiap kandidat. Caranya bisa dengan membuka akun media sosial pribadi untuk dipelajari. Kalau menurut mereka ada yang aneh, ya tentu akan diungkap. Itu biasa sajalah, tidak usah lebay,” kata Erwin.
Di sisi lain, Erwin menghormati sikap dan tindakan Rahayu yang akan memolisikan salah satu pemilik akun yang dinilai melecehkan pribadinya karena memposting foto kehamilannya. Namun, menurut Erwin, tindakan tersebut justru bisa membuat masyarakat bertanya, termasuk mencederai kebebasan berpendapat. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil