jpnn.com, KUPANG - Puluhan warga di Dusun II Batu Putih, Desa Alila, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) kabur ke hutan karena takut disuntik vaksin Covid-19 buatan Sinovac oleh petugas kesehatan di daerah tersebut, Kamis (18/2) siang.
Kapolres Alor AKBP Agustinus Christmas mengatakan bahwa warga satu dusun yang belum diketahui pasti berapa jumlahnya itu memilih kabur karena takut divaksinasi akibat kurang sosialisasi soal manfaat dari vaksin tersebut.
BACA JUGA: Miris, Penyebar Hoaks Vaksin Sinovac Ternyata Pegawai Honorer
"Mereka kabur karena panik dan takut setelah membaca informasi hoaks seputar vaksin Covid-19 yang beredar luas di media sosial," katanya dihubungi dari Kupang, Jumat (19/2).
Agustinus mengatakan informasi kaburnya warga satu dusun itu ke hutan setelah pihaknya mendapatkan laporan dari Bhabinkamtibmas Aipda Dominggus Bole Dede ketika dirinya berkunjung ke dusun itu.
BACA JUGA: Info Terbaru dari Kombes Yusri Soal Kasus Vaksinasi Helena Lim
Aipda Dominggus yang wilayah kerjanya sampai di dusun itu seketika langsung berangkat ke hutan untuk mencari puluhan warga tersebut.
"Mereka pun langsung diberikan pemahaman oleh Bhabinkamtibmas yang kebetulan pada saat itu ditemani oleh kepala desa Alila dan tokoh masyarakat setempat," ujar dia.
BACA JUGA: Kunjungi RSJ, Wagub NTT Kesal, Langsung Telepon BPJS Kesehatan
Mereka mencoba memberikan pemahaman kepada warga yang sebagian ditemui di hutan itu untuk tidak percaya dengan pemberitaan bohong yang disebar di media sosial.
Hasilnya beberapa warga di dusun itu akhirnya kembali ke rumahnya di dusun tersebut.
Namun, sebagian lagi tetap bertahan di hutan dan di pegunungan karena masih menunggu musim panen jagung.
"Kami berharap warga menyaring lagi informasi yang masuk, jangan ditangkap begitu saja tanpa disaring, karena banyak berita hoaks yang menyebar di media sosial," kata dia.
Untuk mengedukasi warga di daerah pedalaman, ia mengharapkan bantuan dari para kepala desa tokoh masyarakat, petugas kesehatan dinas kesehatan serta bhabinkamtibmas di daerah itu. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy