jpnn.com, JAKARTA - Berdiri sejak tahun 1999, Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) LIA Jakarta ikut serta dalam mencerdaskan anak bangsa.
Mengusung konsep Languangepreneur dalam pendidikannya, STBA LIA Jakarta pun telah membuka peluang usaha bagi setiap anak didiknya, khususnya dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf).
BACA JUGA: Sandiaga Uno: Cherish Harus Lahirkan Ide-Ide Baru
Hal tersebut disampaikan Ketua STBA LIA Jakarta, Siti Yulidhar dalam Seminar Nasional Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) LIA Jakarta bertajuk 'Pentingnya Bahasa Asing di Dunia Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang digelar secara virtual pada Minggu (1/8).
Dalam kegiatan yang turut dihadiri oleh Menparekraf Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno; Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III, Prof Dr Agus Setyo Budi, M.Sc serta Ketua Pembina Yayasan Lia, Letjen TNI (Purn) HBL Mantiri itu dirinya menyampaikan kiprah STBA LIA sejak berdiri 22 tahun silam.
BACA JUGA: Sandiaga Dorong Mahasiswa Jadi Agen Kebangkitan Ekonomi Kreatif Pasca-Pandemi
"Kita telah menyaksikan bagaimana semangat membangun kewirausahaan berbasis bahasa atau languagepreneur menunjukkan peningkatan yang signifikan," jelas Siti Yulidhar.
Lebih lanjut dipaparkannya, konsep languagepreneur merujuk relasi antara kemampuan berbahasa dan potensi penciptaan peluang usaha.
BACA JUGA: Sandiaga Dorong Penguatan SDM Berorientasi Pada Pengembangan Ekraf
Konsep tersebut dijelaskan Siti Yulidhar secara langsung berimplikasi pada kebutuhan kurikulum serta pendekatan pembelajaran baru yang dapat memfasilitasi terbentuknya SDM yang mumpuni.
Oleh karena itu, dukungan pemerintah dalam bentuk regulasi disampaikannya sangat penting guna mendukung penguatan bahasa asing di dunia pendidikan.
"Selaras dengan kewirausahaan berbasis bahasa, penguasaan bahasa asing terbukti sangat berperan dalam mengembangkan pariwisata," jelas Siti Yulidhar pada Minggu (1/8/2021).
"Beberapa waktu yang lalu STBA LIA Jakarta memperkenalkan mahasiswa kepada virtual-tourism melalui seminar serupa yang juga menunjukkan betapa eratnya hubungan pariwisata dan bahasa asing," ungkapnya.
Keterkaitan antara sektor parekraf dengan bahasa asing disampaikan Prof Dr Agus Setyo Budi sangat erat.
Mengingat, minimnya akses informasi mengenai pariwisata, terutama tentang akomodasi dan transportasi bagi wisatawan asing saat ini.
Oleh karena itu, STBA LIA Jakarta diharapkannya dapat ikut berkontribusi, khususnya mengenalkan pariwisata Indonesia di mata dunia.
"Pariwisata dan ekonomi kreatif memegang peranan paling dalam pemulihan ekonomi. Lewat komunikasi, kita sampaikan destinasi pariwisata kita tidak ada duanya," ungkap Prof Agus.
"Bagaimana kita meyakini kan bahwa destinasi di Indonesia adalah tempat yang paling aman, nyaman dan terjangkau dengan kualitas yang tidak kalah dibandingkan dengan destinasi-destinasi luar negeri, bahkan di negara tetangga," jelasnya.
Sementara itu, Sandiaga Uno berharap STBA LIA Jakarta dapat berinovasi mencetak SDM yang kompeten berbahasa asing dengan memperhatikan perkembangan tren dan teknologi.
"Saya berharap agar Sekolah Tinggi Bahasa Asing LIA Jakarta untuk terus berinovasi dalam meningkatkan SDM yang terampil dan kompeten berbahasa asing, baik yang akan terjun ke dunia parekraf maupun bidang lainnya," ujar Sandiaga Uno.
Dirinya pun berharap agar seminar virtual tersebut dapat memberikan inspirasi kepada seluruh pihak untuk tetap semangat dan terus berkarya, terutama akan pentingnya bahasa asing di dunia pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Semoga apa yang kita cita-citakan bersama dapat terwujud demi kesejahteraan, kemajuan bangsa dan negara Indonesia," tutupnya. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil