jpnn.com, JAKARTA - Selebritas Nikita Mirzani, Oky Pratama, dan Richard Lee, disomasi oleh pemilik PT Sagara Purnama dan PT Ratansha Purnama Abadi, Heni Purnamasari.
Kuasa hukum Heni Purnamasari, Johanes Oberlin L Tobing mengatakan, kliennya merasa dirugikan dengan tudingan 'mafia skincare' yang dilontarkan oleh ketiga orang tersebut.
BACA JUGA: Nikita Mirzani Ungkap Sosok Selingkuhan Paula Verhoeven, Konon Inisialnya N
Dalam sebuah podcast yang dipublikasikan di YouTube, ada pembicaraan antara dr Oky, dr Richard Lee, dan Nikita Mirzani yang menyinggung Heni Purnamasari sebagai pemilik produk skincare sebagai mafia skincare.
"Ada somasi, tentu kami akan ambil tindakan tegas. Ini menyangkut masalah dan nama baik seseorang," kata Johanes Oberlin, saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (17/10).
BACA JUGA: Konten Hoaks Harus Ditindak Tegas, Bagaimana Kasus Richard Lee?
Selain Nikita, Oky, dan Richard Lee, lanjut Johanes, pihak juga akan mengirimkan somasi kepada sejumlah pemilik akun YouTube.
"Berdasarkan podcast dan pemberitaan yang sudah dibuat akan kami proses hukum," lanjut Johanes Oberlin L Tobing.
BACA JUGA: 3 Berita Artis Terheboh: Sarwendah Kesal, Olla Ramlan Lapor Polisi
Saat ini, Heni Purnamasari dan tim pengacara masih mendalami masalah tersebut secara internal.
"Kami tidak akan diam saja, kami mempertimbangkan (melapor ke polisi)," ujar Suhendro Asido Hutabarat, tim kuasa hukum lainnya.
Heni Purnamasari Kecewa
Sementara itu, Heni mengungkapkan kekecewaannya terhadap Richard Lee dan Oky Pratama. Apalagi, dia sudah mengenal keduanya sejak lama.
"Hubungan saya dengan mereka sangat baik. Sempat ada kerja sama juga dan sangat baik, Richard pun tidak ada masalah dengan saya," ujar Heni.
Dia pun menyayangkan sikap Richard Lee yang tidak menemui dirinya jika memang ada masalah dalam hubungan bisnis mereka.
"Kenapa jadi fitnah, kenapa tidak ada hati nurani. Kita kenal dan berhubungan baik. Saya sangat menyesalkan kejadian ini," ungkapnya.
Heni juga membantah tudingan soal mafia skincare, pencabutan izin apoteker, serta penutupan pabrik miliknya. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh