jpnn.com, JAKARTA - Pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) masih menyisakan kesulitan bagi warga yang tinggal di sekitar megahnya stadion tersebut.
Bahkan, mereka yang tinggal Kampung Bayam di dekat Danau Cincin pun terisolir lantaran tidak ada jalan masuk dan keluar bagi para warga.
BACA JUGA: Warga Kampung Bayam Dibohongi dan Digusur demi Ambisi Anies
Sekretaris DPC Taruna Merah Putih Jakarta Utara Niko Atmaja mengatakan hal tersebut terjadi akibat pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) yang menurutnya terburu-buru diselesaikan tanpa memikirkan nasib warga sekitar yang belum direlokasi seluruhnya.
"Membangun pagar pembatas yang akhirnya memutus akses jalan masyarakat. Padahal relokasi warga disekitar area tersebut belum juga selesai," ujar Niko Atmaja, Selasa (4/4).
BACA JUGA: Update Nasib Warga Kampung Bayam Seusai Permukimannya Jadi JIS
Bersama tokoh masyarakat setempat bernama Thomas Selan, Niko berkelilng daerah yang berada di Tanjung Priok, Jakarta Utara, itu untuk mengetahui secara pasti kondisi serta keluhan masyarakat sekitar terkait dari dampak pembangunan JIS.
"Warga di sini akhirnya hanya bisa menggunakan jembatan-jembatan darurat untuk pulang ke rumah mereka. Pada dasarnya mereka mau-mau saja direlokasi untuk dapat tempat tinggal yang baik," kata Niko.
BACA JUGA: Warga Tergusur Pembangunan JIS Bernapas Lega, Kampung Susun Bayam Diresmikan Anies
Jembatan darurat itu, pun sangat memperihatinkan karena dibangun dari sejumlah papan dan kayu bekas serta pagar besi sebagai pembatas dengan saluran air yang diseberangi.
"Jumlah mereka yang masih tinggal di lokasi itu sekitar 300 KK (Kepala Keluarga), kurang lebih 600 orang," ujarnya.
Akses jalan yang paling "manusiawi" bagi mereka yang tengah sakit, ibu hamil, atau jenazah yang perlu akses ambulans, Niko menjelaskan ada sebuah lubang dengan ukuran tinggi tidak lebih dari 1,5 meter sudah disiapkan sebagai solusi-nya oleh pihak JIS.
"Solusi cepat tapi tidak bermanfaat panjang bagi masyarakat," sindirnya.
Bahkan, nasib mereka yang sudah direlokasi rusun yang letaknya tidak jauh dari JIS ternyata sama mirisnya. Informasi yang dia dapatkan, hingga saat ini masih banyak warga yang belum mendapat kunci unit rusun yang dijanjikan.
"Mereka tidur di lobi rusun saja. Saya juga enggak paham kok bisa begitu," kata Niko.
Karena sejumlah permasalahan yang ditemukannya di lapangan, Niko pun berjanji akan menyampaikannya pada Plt Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono agar mendapat solusi terbaik bagi mereka yang terdampak pembangunan JIS.
"Mereka memang ilegal tinggal di atas lahan tersebut, tetapi bukan berarti bisa diperlakukan seenaknya juga. Karena pada akhirnya, keberlangsungan hidup yang layak adalah dasar perjuangan kami," pungkasnya. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif