Gegara Urusan Sepele, Polisi Songong Aniaya Kepala Suku

Minggu, 07 Juni 2020 – 20:28 WIB
Kekerasan aparat. Ilustrasi: Pixabay

jpnn.com, ALBERTA - Allan Adam, seorang kepala kelompok masyarakat pribumi Athabasca Chipewyan First Nation di Kanada, pada Sabtu (7/6) mengaku dipukuli oleh polisi pada Maret lalu atas perkara pelat nomor mobil yang habis masa berlakunya.

Adam megungkap peristiwa traumatis itu ketika demonstrasi antirasisme dan kekerasan aparat yang bermula di Amerika Serikat menyebar ke sejumlah negara.

BACA JUGA: Detik-detik Menegangkan Polisi Membuntuti Penjahat, Adu Cepat Melepas Tembakan, Dor!

Sang kepala suku mengaku menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan klaim kekerasan yang dialaminya ke publik karena selama ini dia disibukkan dengan langkah pencegahan pandemi COVID-19.

Sepanjang pekan ini, kelompok masyarakat pribumi menyatakan kemarahan pada dua insiden lainnya terkait dengan kekerasan yang dilakukan oleh kepolisian federal, salah satunya penembakan seorang perempuan muda hingga meninggal dunia.

BACA JUGA: Polisi Baku Tembak dengan 2 Bandit Curanmor, Tersungkur

Adam, yang berbicara di Fort McMurray, Alberta, menyebut beberapa anggota kepolisian federal menghampiri mobil truk miliknya yang sedang diparkir pada 10 Maret lalu. Dia sempat memutuskan untuk menjalankan mobilnya setelah petugas itu tidak memberi tahu alasan pemeriksaan tersebut.

Rupanya tindakan Adam membuat polisi-polisi itu murka. Seorang petugas memintanya berhenti dan menarik keluar istri Adam dari kursi mobil.

BACA JUGA: Biadab, Polisi Iran Bakar Mobil Penuh Pengungsi Afghanistan

Adam berusaha memprotes perlakuan kasar itu, tetapi seorang petugas langsung memegangi tangannya sementara petugas lainnya menjatuhkan badan serta menonjoknya.

"Kami minoritas dan tidak ada yang bersuara untuk kami," kata Adam.

Kepolisian Federal Kanada (RCMP) menyatakan bahwa petugasnya melakukan aksi tersebut setelah Adam menolak ditahan dan membantah tuntutan perkara kriminal terhadap dirinya.

Perwira RCMP Patrick Lambert mengatakan, berdasarkan kajian terhadap video insiden tersebut, pihaknya menyimpulkan bahwa petugas bertindak dalam batas kewajaran. Karena itu, penyelidikan eksternal tidak diperlukan.

Namun, Menteri Keamanan Publik Bill Blair menyebut dirinya sangat khawatir melihat foto Adam dengan wajah bengkak dan berdarah yang diambil setelah kejadian.

"Sementara kami tidak dapat berkomentar apa pun selama kasusnya belum masuk persidangan, kami akan terus memantau perkembangan dari klaim serius dan bermasalah ini," ujar Blair.

Pengacara Adam meminta polisi memublikasikan video mereka serta menskors seorang petugas. Adam sendiri akan menjalani sidang pada 2 Juli atas tuduhan menolak penangkapan dan menyerang polisi. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler