jpnn.com, JAKARTA - Utang Amerika Serikat (AS) cukup menyedot perhatian dunia, pasalnya diprediksi bakal berdampak kepada negara lain.
Namun, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menampik hal itu.
BACA JUGA: Pesan Menteri Keuangan Buat yang Demen Nyinyir soal Utang Indonesia
Dia menilai dampak peningkatan utang AS kepada Indonesia relatif terbatas.
"Ketahanan domestik kita sekarang ini bisa menahan potensi dampak negatif dari isu global apapun," tutur Febrio dalam temu media secara daring di Jakarta, Jumat (1/10).
BACA JUGA: Menteri Keuangan Bicara soal Utang Indonesia, Kabar Baiknya Begini
Oleh karena itu, Febrio meminta seluruh pihak harus semakin yakin apa pun yang terjadi di global, Indonesia bisa menahannya.
"Kondisi dalam negeri bisa terjaga dengan baik," kata dia.
BACA JUGA: Utang Indonesia Tembus Setengah Aset Negara, Syarief Hasan: Hati-Hati
Perbaikan ekonomi Indonesia saat ini sudah terlihat dari meningkatnya Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia, berkurangnya kasus harian COVID-19, dan perbaikan mobilitas.
Menurut Febrio, hal tersebut menjadi modal yang membedakan Indonesia dengan negara lain seperti Malaysia, Thailand, hingga Filipina.
"Kita terlihat prestasinya dibanding itu, jadi banyak negara meletakkan Indonesia di panggung yang lebih baik dalam konteks tujuan investasi dan stabilitas perekonomian," tambahnya,
Febrio menilai sebenarnya isu peningkatan utang AS bukan yang pertama kali terjadi.
Pasalnya, Negeri Paman Sam memang menargetkan batasan utangnya dengan nominal, bukan rasio.
Saat peningkatan utang AS terjadi beberapa tahun lalu, perdebatan berbagai pemangku kebijakan di negara tersebut pun terjadi.
Peringkat utang AS dari AAA menjadi AA.
"Namun dahulu juga dampaknya terbatas dan kalaupun nantinya akan ada transmisi ke Indonesia, akan sangat terbatas," ucap Febrio. (antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia