jpnn.com, JAKARTA - Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Ferdinand Hutahaean angkat suara menanggapi pernyataan aktivis sosial Geisz Chalifah yang menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mulai dijegal jelang Pemilihan Presiden 2024.
Geisz menilai kinerja Anies Baswedan selama ini bagus dan terukur.
BACA JUGA: Putusan MK Bukti Kebijakan KPK Soal Pegawai Tak Lolos TWK Tepat
Karena itu PDIP dan PSI menginginkan agar Anies gagal dalam segala hal mengingat elektabilitasnya tinggi.
Menanggapi hal tersebut Ferdinand menyindir dengan mempertanyakan apakah Geisz tidak malu dengan pernyataannya.
BACA JUGA: Anda Susah Tidur? Coba Tips Sederhana ini, Dijamin Lelap
"Enggak malu kau (Geisz) ngomong Anies sukses?" ucap Ferdinand saat dikonfirmasi, Kamis (2/9).
Mantan politikus Partai Demokrat ini kemudian menyebut bahwa data yang diperolehnya menyebut kebalikan dari pernyataan Geisz.
BACA JUGA: Jumlah Pasien di RSD Wisma Atlet Berkurang, Tinggal Sebegini
"Orang gagal dan diduga terlibat dalam banyak skandal APBD kau bilang sukses," ucapnya.
Ferdinand memprediksi kalaupun memang Anies dijegal, itu bukan karena kemampuannya dan keberhasilannya memimpin.
Kemungkinan Anies dijegal karena dekat dengan kaum intoleran dan radikal.
"Kalau soal dijegal itu, bukan karena Anies sukses tetapi karena Anies dekat dengan kaum intoleran radikal, jadi bahaya bagi persatuan Indonesia," ucapnya.
Ferdinand Hutahaean sebelumnya berkicau tentang hal yang sama lewat akun Twitternya.
Dia mengomentari pernyataan Geisz yang menyebut salah satu cara menjegal Anies lewat pengajuan hak interpelasi Formula E yang tertunda karena COVID-19.
Geisz dalam sebuah pemberitaan juga menyebut Anies dijegal dengan menunda pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta dari 2022 menjadi 2024.
Menurutnya, dengan cara ini maka ketika masa jabatan Gubernur DKI Jakarta berakhir 2022, Anies tidak dapat mengikuti pilkada untuk memperpanjang masa jabatannya.(gir/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang