jpnn.com, MALANG - Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEM NUS) menggelar doa bersama dan menyalakan 1.000 lilin, sebagai bentuk empati dan belasungkawa atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Mereka berdoa untuk ratusan korban yang meninggal dan terluka dalam insiden usai laga Arema FC versus Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10) lalu.
BACA JUGA: Perusuh di Luar Stadion Kanjuruhan Tak Bisa Tidur Nyenyak, Polisi Sudah Bergerak
Kompak mengenakan pakaian hitam, mereka berkumpul sambil membawa peta Indonesia, menyalakan lilin bersama-sama, lalu berdoa.
Sejumlah orang tampak tak kuasa menahan kesedihan, menundukkan kepala dan beberapa di antaranya meneteskan air mata.
BACA JUGA: Charm, YKPI & Kemenkes Luncurkan Slogan âAyo SADARI Setelah Menstruasiâ
"Berita duka yang amat mendalam bagi Indonesia, tentu menjadi sebuah luka bagi kami. Dengan kegiatan doa bersama ini, kami sampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas insiden itu," kata Koordinator Pusat BEM NUS, Ahmad Supardi, Sabtu (8/10).
Supardi menyayangkan tragedi itu terjadi. Menurut dia, pertandingan sepak bola seharusnya merupakan hiburan yang dapat dinikmati oleh para pencintanya dan tak menelan korban jiwa ataupun terluka.
BACA JUGA: BRI dan Dewan Pers Gelar Pelatihan Jurnalistik Perbankan
Oleh karena itu, Supardi mendesak agar kasus ini diusut tuntas.
“Kami juga mendesak pemerintah daerah hingga pemerintah pusat untuk segera mengusut sampai tuntas insiden ini," tegas Ardi, sapaan Supardi.
Ardi berharap, tragedi itu tidak terulang kembali. Dia juga meminta semua pihak introspeksi diri dan para korban serta keluarganya mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada