Gelar Festival Pangkalan Jambu untuk Merawat Budaya Merangin

Senin, 04 September 2023 – 22:29 WIB
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Pemerintah Kabupaten Merangin, Jambi menggelar Festival Pangkalan Jambu di Desa Tiga Alur, Kecamanatan Pangkalan Jambu, Jumat (1/9) hingga Sabtu (1-2/9/2023). Foto: Dok. Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Pemerintah Kabupaten Merangin, Jambi menggelar Festival Pangkalan Jambu di Desa Tiga Alur, Kecamanatan Pangkalan Jambu, Jumat (1/9) hingga Sabtu (1-2/9/2023).

Festival Pangkalan Jambu merupakan salah satu rangkaian Kenduri Swarnabhumi 2023 bertema Menghubungkan Kembali Masyarakat dengan Peradaban Sungai dengan menggandeng 13 pemerintah daerah di Sumatera Barat dan Jambi.

BACA JUGA: Festival Kemerdekaan Aruna x Desa Sedayu Lawas, Nelayan Diberdayakan 

Penyelenggaaan festival ini dilatari tetap tingginya rasa kesadaran masyarakat setempat menghormati serta merawat tradisi budayanya sendiri dalam setiap momentum tertentu agar terus terjaga di antara perkembangan zaman.

Sekitar 5.000 warga masyarakat Kabupaten Merangin tumpah ruah menyaksikan kemeriahan festival terutama ketika puncak perayaannya pada 2 September malam.

BACA JUGA: Festival Budayaw IV, Angkat Isu Perdamaian Lewat Teatrikal Bongaya: Rampai dalam Damai

Pelaksanaan festival pun melibatkan 8 desa yang ada di Kecamatan Pangkalan Jambu, yakni Desa Bukit Perentak, Desa Tiga Alur, Desa Baru Pangkalan Jambu, Desa Birun, Desa Bungo Tanjung, Desa Sungai Jering, Desa Kampung Limo, dan Desa Tanjung Mudo.

Direktur Festival Yusmini menerangkan tiap desa diberikan fasilitas tempat untuk menampilkan hasil ekonomi kreatifnya. 

BACA JUGA: Pendaftaran INDODAX Short Film Festival Masih Dibuka, Buruan Ikutan!

”Mereka menampilkan ciri khas desa masing-masing seperti kuliner khas dan kerajinan tangan,” ujar Yusmini.

Ada kuliner sambal Kalio Ayam Cukik Kalapo Desa Kampung Limo, Gulai Tampoyak Pucuk Kamumu dari Desa Tanjung Mudo.

Selain itu dari Desa Sungai Jering ada Kueh Boko, dari Kecamatan Renah pembarap ada Gulai Tempoyak Daun Semantung, dari Desa Tiga Alur ada Selemak Pengek Pisang dan Kueh Penyaram.

Dari Desa Bukit Perentak ada Kueh Bika dan Galemai Perentak dari Desa Bara Pangkalan Jambu ada Kueh Lepek Kundo dan dari Desa Bungo Tanjung ada Kue Kelapo dan Sambal Tanak.

Pegiat dan komunitas budaya di Pangkalan Jambu tak ketinggalan ikut dilibatkan pada perhelatan festival. Hal itu sebagai upaya mendorong pemberdayaan mereka untuk berkotribusi mengembangkan serta melestarikan kearifan lokal daerahnya.

Sejumlah acara menyemarakkan Festival Pangkalan Jambu berlangsung mulai dari parade budaya, pentas seni adat budaya dari komunitas, permainan rakyat, aktivasi lingkungan, hingga pameran kuliner UMKM.

Tari betauh perentak menjadi aktraksi seni membuka acara Festival Pangkalan Jambu. Tarian rakyat yang telah terdaftar sebagai Warisan Budaya takBenda (WBTB) ini dimainkan secara massal oleh penari dari masyarakat setempat.

Dalam Festival Pangkalan Jambu diresmikan pula Kampung Perikanan oleh Wakil Bupati Merangin Nilwan Yahya.

Kampung Perikanan ini dulunya merupakan bekas galian tambang yang kemudian diubah sebagai areal kolam untuk pelestarian habitat ikan.

Kolam ikan tersebut dapat disebut menjadi Lubuk Larangan bagi warga Pangakalan Jambu. Dengan begitu ada ketentuan tidak boleh mengambil ikannya dan mengotori lingkungan airnya.

Beberapa tradisi menjadi ciri khas adat budaya masyarakat Pangkalan Jambu ikut dihadirkan dalam festival, seperti ritual bantai adat.

Tradisi ini merupakan ritual menyembelih hewan kerbau yang lazimnya dilakukan oleh masyarakat jelang bulan Ramadhan tiba.

Namun berbeda dalam tradisi bantai adat Festival Pangkalan Jambu kali ini, ritualnya diselenggarakan ketika segala jenis barang yang dijajakan oleh UMKM di lokasi acara telah habis sebagai bentuk rasa syukur masyarakat sebab melalui ajang budaya ini membantu perekonomian mereka.

Adapun keunikan dari tradisi bantai adat dalam Festival Pangkalan Jambu yakni separuh dari kepala kerbau telah disembelih. Selanjutnya dilelang lalu hasilnya didonasikan ke masjid. Barulah sebagian lagi sisa kepala kerbau diracik menjadi makanan untuk disantap bersama.

Masyarakat Pangkalan Jambu juga mempunyai ritual lainnya tetap dilestarikan sampai saat ini yakni tradisi balarak yang juga ditampilkan dalam pawai budaya festival berlangsung.

Tradisi ini berkaitan dengan momentum pernikahan dan masih terus dipraktikkan oleh masyarakat di sana hingga sekarang.

Sepasang pengantin pria dan wanita akan diarak berjalan beriringan usai akad nikah. Prosesi jalan beriringan tersebut dari kediaman mempelai wanita menuju tempat tinggal pihak pria.

Ritual balarak ini menandakan bahwa suami akan membawa istrinya tinggal bersama di kediamannya setelah memohon izin dari keluarga mempelai wanita.

Gubernur Jambi Al Haris mengatakan Kenduri Swarnabhumi telah dilaksanakan sejak tahun 2022.

”Pemerintah melihat hubungan alam dan manusia itu tidak bisa dipisahkan. Kami tidak ingin semua itu hilang begitu saja. Generasi muda perlu tahu, maka dari itu dilaksanakan festival-festival seperti ini.” ujarnya.

Direktur Pelindungan Kebudayaan Kemendikbudristek Yudi Wahyudin mengatakan pada tahun 2023 Kemdikbudristek fokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

"Kami berkomitmen untuk melakukan riset, pengelolaan pengetahuan, tutorial, pengelolaan festival, komunikasi dan publikasi, kewirausahaan berbasis budaya dan lingkungan serta pengembangan komunitas sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah,” ujar Yudi.

Dia menambahkan rangkaian kegiatan ini memberikan kesempatan kepada daerah-daerah untuk memperkenalkan keunikan budaya, kearifan lokal kepada masyarakat luas, kebanggaan atas aneka budaya kearifan lokalnya.

Pada kesempatan tersebut, Lembaga Adat Kecamatan Pangkalan Jambu menganugerahkan gelar adat kepada Direktur Pelindungan Kebudayaan Kemendikbud Ristek RI Yudi Wahyudin,dengan gelar Datuk Mangkuto Setyo Negeri.

Sukses dan kemeriahan penyelenggaraan Festival Pangkalan Jambu ini karena sinergi yang baik bersama Pemkab Merangin melalui andil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perikanan, Dinas Perhubungan, serta pihak terkait lainnya.(fri/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler