Gelar FFD Program CSA, Petani Pinrang Optimistis Tingkatkan Produktivitas

Rabu, 26 Oktober 2022 – 13:31 WIB
Petani Pinrang optimistis tingkatkan produktivitas setelah menggelar FFD program CSA. Foto: Kementan

jpnn.com, PINRANG - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui program-program unggulannyanya terus mendorong para petani untuk meningkatkan produksi dan produktivitasnya.

Di tengah kemajuan arus komunikasi dan teknologi, kegiatan pertanian tidak hanya sebatas pada kegiatan menanam dan juga panen.

BACA JUGA: Bharada E Ungkap Pengakuan Mengejutkan soal Pelecehan Seksual Putri Candrawathi

Segenap insan pertanian juga dituntut menjalin kemitraan memaksimalkan semua potensi yang ada pada bidang pertanian.

Salah satunya melalui kegiatan Farmer Field Day (FFD) atau temu lapang petani yang tengah digencarkan Badan Penyuluhan dan Pengembagan SDM Pertanian melalui Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP).

BACA JUGA: Bidan Tidur di Ruangan Puskesmas, Perawat Pria Masuk & Mencium Bagian Sensitif, Baju Terbuka

FFD merupakan salah satu metode pemberdayaan yang dilakukan untuk petani dan telah dirancang sedemikian rupa melalui pertemuan antara para petani, peneliti, dan penyuluh.

Tujuan kegiatan itu untuk saling tukar menukar informasi tentang teknologi pertanian yang diterapkan dan diharapkan adanya umpan balik dari petani itu sendiri mengenai masalah dan hambatan yang dihadapi dalam berusahatani.

BACA JUGA: 777 Petani Milenial Sleman Dikukuhkan: Jadikan Pertanian Lifestyle

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan desa akan menjadi baik dan kuat apabila penyuluh pertanian bisa memanfaatkan dan mengadaptasikan teknologi hasil-hasil penelitian.

"Pertanian di tengah Covid-19 terus bertumbuh positif, jika demikian maka pertanian menjadi sesuatu yang sangat berarti dan kalau perempuan sudah bergerak di dunia pertanian maka 50 persen lebih persoalan pertanian selesai karena pertanian membantu perekonomian keluarga," katanya.

“Selain itu, pembangunan pertanian perlu melibatkan peran penyuluh sampai di kecamatan. Karena Penyuluh pertanian merupakan inti dari agent of change pembangunan pertanian. Karena itu, jadilah penyuluh pertanian yang hebat, disayangi serta ditunggu oleh semua masyarakat pertanian,” ujar Mentan lagi.

Sedangkan menurut Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi, FFD merupakan sarana menjalin kemitraan sesama penyuluh, petani, ataupun perusahaan yang terkait dengan bisnis pertanian.

Dedi menambahkan kalau pertanian cerdas iklim atau CSA Program SIMURP memiliki dampak yang positif untuk pertanian.

CSA SIMURP bisa meningkatkan produktivitas produksi tanaman yang ramah lingkungan serta meningkatkan pendapatan petani.

Kementan melalui BPPSDMP akan terus mengembangkan pertanian yang ramah lingkungan dengan memaksimalkan BPP Kostratani sebagai acuan untuk menciptakan pertanian yang tangguh menghadapi krisis iklim saat ini, tegas Dedi.

“FFD berfungsi sebagai tempat sharing pengalaman antara petani dan petani, penyuluh dan petani serta penyuluh dan penyuluh,” ujar Dedi.

Hal ini langsung ditindaklanjuti Pemerintah Kabupaten Pinrang melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura mengadakan FFD pada lokasi SIMURP di Desa Bunga, Kecamatan Mattiro Bulu, Jumat kemarin (21/10).

Kegiatan FFD dihadiri langsung Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Pinrang Andi Tjalo Kerrang, Camat Mattiro Bulu Penyuluh Pertanian, Kepala Desa Bunga, dan para petani serta tokoh masyarakat setempat.

Sebelum melakukan pertemuan Farmer Field Day, Andi Tjalo terlebih dahulu melakukan panen perdana varietas inpari 32 dengan hasil ubinan sebenyak 8 ton/Ha yang berada pada lokasi SIMURP.

Andi Tjalo juga mengimbau kepada seluruh petani yang terdampak oleh pekerjaan rehabilitasi saluran sekunder Langnga, bahwa dengan adanya pekerjaan tersebut, maka ada penundaan turun sawah.

"Karna adanya pekerjaan saluran, maka turun sawah untuk musim tanam oktober/maret pada wilayah yang menggunakan saluran ini akan ditunda selama satu musim tanam. Tetapi, kami tidak melarang jika ada petani yang mau turun sawah, selama tidak menghalangi pekerjaan saluran yang ada," tegasnya.

Andi juga menganjurkan petani yang terdampak tersebut melakukan alih komoditi, dari padi ke tanaman palawija.

Bagi mereka yang ingin menanam palawija, agar segera melapor ke masing-masing penyuluhnya agar Pemerintah segera menyiapkan bibitnya.

Sementara Camat Matiro Andi Haswidy mengatakan bahwa berdasarkan dengan kepanjangan dari kata SIMURP, dapat dilihat bahwa program ini banyak menawarkan kegiatan-kegiatan yang pastinya memberi banyak manfaat kepada petani.

"Acara yang kita lakukan hari ini menjadi bukti akan sebuah komitmen dari Pemerintah untuk memajukan petani. Karena itu, saya berharap agar kita bisa bersama-sama untuk menyatukan persepsi bahwa petani harus sejahtera,” ujarnya.

Andi Haswidy meminta agar kegiatan SIMURP ini tidak hanya fokus di dua desa saja, tetapi pada seluruh desa dan kelurahan yang berada di wilayah Pemerintahan Kecamatan Mattiro Bulu.

Menanggapi permintaan Camat Mattiro Bulu, Tim PPIU Provinsi Sulawesi Selatan yang diwakili oleh Hartati menjelaskan bahwa tidak semua daerah atau wilayah bisa masuk di dalam Program SIMURP, tetapi yang bisa hanyalah Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan Pusat.

"Ada beberapa komponen dalam program SIMURP, salah satu di antaranya adalah pertanian cerdas iklim dan melatih petani agar bisa membuat pupuk organik dan pestisida nabati," katanya. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Zahra Dimakan Piton, Begini Kondisinya


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler